Foto manusia yang berinteraksi dengan monyet. Sumber: unplash.com/Tj Kolesnik
Melansir dari Express, tim peneliti dari Akademi Ilmu Pengetahuan Tiongkok melakukan riset COVID-19 mereka kemudian mengklaim bahwa virus tersebut mulai terjadi penularan kepada manusia berawal dari India atau Bangladesh. Penularan terjadi saat musim panas 2019, ketika ada wilayah India sedang mengalami kekuarangan air.
Riset para ilmuwan Tiongkok dilakukan dengan melacak variasi yang sangat kecil dalam DNA virus setiap kali virus bermutasi dirinya sendiri. Hasil mutasi membuat mereka menyimpulkan bahwa virus berasal dari salah satu negara berikut; India, Italia, Amerika, Australia, Ceko, Serbia, Rusia, Yunani, atau Bangladesh. Karena kedekatan Geografis antara India dan Bangladesh dengan Tiongkok peneliti menduga kedua negara tersebut sebagai salah satu tempat awal penularan.
Peneliti menduga karena kekurangan air akibat kemarau hewan liar dan manusia berebut memperoleh air dan meningkatkan interaksi, sehingga memicu penularan.
“Dari Mei hingga Juni 2019, gelombang panas terpanjang kedua yang tercatat telah mengamuk di India tengah-utara dan Pakistan, yang menciptakan krisis air yang serius di wilayah ini. Kekurangan air membuat hewan liar seperti monyet ikut dalam perebutan air yang mematikan antara satu sama lain dan tentunya akan meningkatkan kemungkinan interaksi manusia-hewan liar. Kami berspekulasi bahwa penularan SARS-CoV-2 (dari hewan ke manusia) mungkin terkait dengan gelombang panas yang tidak biasa ini." Dilansir dari Express.
Selanjutnya ilmuwan Tiongkok juga menyebutkan bahwa penularan terjadi di negara lain, sebelum akhirnya terdeteksi di Wuhan, Tiongkok.