Foto Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, yang dibawa oleh pendukungnya. twitter.com/globalissuesweb
Ketika kudeta militer merebak di Istanbul dan Ankara pada 15 Juli 2016 lalu, Presiden Erdogan ternyata sedang beristirahat dan berlibur di selatan Turki. Dilaporkan TRTWORLD, upaya kudeta yang dilakukan komplotan militer yang bersimpati dengan FETO berhasil digagalkan oleh Masyarakat Turki setelah Erdogan melalui video call yang disiarkan langsung dari CNN Turki meminta masyarakatnya untuk turun ke jalan guna menghentikan kudeta.
Permintaan itu menjadi momen paling krusial dalam situasi genting tersebut dikarenakan Erdogan berhasil meyakinkan Rakyat Turki untuk turun ke jalan dan menghentikan prajurit-prajurit yang mencoba menggulingkan pemerintahannya. Perlawanan ini akhirnya mengubah kudeta tersebut menjadi kudeta berdarah yang menewaskan 251 orang dan sekitar 2.200 orang lainnya terluka.
Kemenangan Masyarakat Turki di hari itu menumbuhkan kepercayaan yang kuat antara pemimpin dan rakyatnya di mana hal ini membawa Recep Tayyip Erdogan untuk memperkokoh posisinya sebagai Presiden Republik Turki hingga sampai saat ini.