Meski kelompok militan ISIS telah mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu, namun para pejabat senior Rusia pada Selasa (26/3/2024) menuding Ukraina dan negara-negara Barat terlibat dalam penembakan massal di Moskow.
“Kami percaya bahwa tindakan tersebut dipersiapkan oleh kelompok Islam radikal itu sendiri dan difasilitasi oleh dinas khusus barat. Dinas khusus Ukraina berhubungan langsung dengan hal ini,” kata Alexander Bortnikov, direktur Dinas Keamanan Federal (FSB), dikutip The Guardian.
Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa para pelaku ditangkap saat hendak melarikan diri ke Ukraina.
Namun, Presiden Belarus dan sekutu Putin, Alexander Lukashenko, tampaknya membantah klaim tersebut. Ia pada Selasa mengatakan bahwa para pelaku awalnya bermaksud memasuki Belarus, tetapi terpaksa beralih ke Ukraina setelah pihak berwenang Belarus dengan cepat mendirikan pos pemeriksaan di perbatasan.
“Itulah mengapa mereka tidak bisa masuk ke Belarus. Mereka melihat hal itu, jadi mereka berbalik dan pergi ke daerah perbatasan Ukraina-Rusia,” katanya seperti dikutip kantor berita negara BelTA.
Kiev sendiri dengan tegas membantah tuduhan Rusia bahwa negaranya terlibat dalam serangan itu.
“Menganggap para tersangka sedang menuju ke Ukraina berarti mereka bodoh atau ingin bunuh diri,” kata Andriy Yusov, juru bicara direktorat intelijen militer Ukraina, kepada BBC.