Menteri Federal Pakistan untuk Perubahan Iklim, Sherry Rehman, mendesak pemerintah federal dan provinsi untuk mengambil tindakan pencegahan guna mengelola gelombang panas yang intens.
“Asia Selatan, khususnya India dan Pakistan, menghadapi gelombang panas yang memecahkan rekor. Itu dimulai pada awal April dan terus membuat orang-orang terengah-engah di tempat teduh yang mereka temukan,” kata Rehman dalam sebuah pernyataan, dilansit Al Arabiya News.
Untuk pertama kalinya dalam beberapa dekade, Pakistan beralih musim dari musim dingin ke musim panas tanpa musim semi, kata Rehman. Hal ini membuat pemerintah Pakistan semakin sadar untuk segera menanggulangi dampak perubahan iklim ini.
Pemerintah juga mengimbau otoritas penanggulangan bencana provinsi untuk bersiap menghadapi risiko banjir bandang di provinsi pegunungan utara karena pencairan glasial yang cepat, kata Rehman.
Sedangkan di India, pemerintah setempat telah membentuk kerangka kerja nasional untuk rencana aksi panas melalui Otoritas Manajemen Bencana Nasional, yang mengoordinasikan jaringan lembaga tanggap bencana negara, khususnya bencana gelombang panas.
Nantinya, para pemerintah daerah diharapkan untuk mempersiapkan suhu yang melonjak dan memastikan bahwa warganya mengetahui protokol gelombang panas. India memang sudah fokus untuk mengatasi masalah ini, mengingat gelombang panas ekstrem sudah membunuh setidaknya 6.500 orang sejak 2010 lalu, dilansir Al Jazeera.