Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Indonesia Gastrodiplomacy Series (IGS) di Labuan Bajo. (dok. Kemlu RI)

Jakarta, IDN Times - Kementerian Luar Negeri RI bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) telah menyelenggarakan Indonesia Gastrodiplomacy Series (IGS) ke-3 di Labuan Bajo, 27-30 Juni 2024.

Pada edisi IGS kali ini, total partisipasi mencapai 45 peserta Duta Besar/Kepala Perwakilan dan pejabat lainnya dari 23 perwakilan diplomatik, yaitu Australia, Austria, Bahrain, Bangladesh, Brasil, Filipina, Filipina untuk ASEAN, Finlandia, Kamboja, Kenya, Republik Korea, Laos, Maroko, Mesir, Pakistan, Persatuan Emirat Arab, Polandia, Rwanda, Singapura, Slovakia, Sri Lanka, Spanyol, dan Turki.

Direktur Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri RI Ani Nigeriawati menuturkan bahwa IGS ini merupakan salah satu jurus Indonesia mempromosikan budaya dan kuliner Nusantara kepada negara-negara mitranya.

“Kita ajak mereka untuk melihat langsung kekayaan rempah-rempah dan kuliner kita. Mereka juga berkesempatan untuk mencoba makanan tradisional Flores dan cara makannya. Bahannya juga diambil langsung dari perkebunan di sana, mulai dari daging, sayur, rempahnya. Jadi kita perkenalkan konsep from garden to plate,” kata Ani, kepada IDN Times, di Jakarta, Jumat (5/7/2024).

Selain makanan, IGS juga memperkenalkan tari-tarian ala Flores dan juga potensi pariwisata setempat di mana Labuan Bajo juga pernah menjadi lokasi KTT ASEAN pada Mei 2023 lalu.

“Kita juga sudah menjaring beberapa minat dari berbagai negara mitra kita untuk tindak lanjut. Bahkan mereka juga ingin mendorong wisatawan mereka untuk berkunjung ke Labuan Bajo, karena mereka juga sudah melihat secara langsung betapa indahnya Labuan Bajo ini dan masih banyak yang belum digarap. Jadi investasi juga terbuka,” ucap Ani.

1. Membidik UMKM Indonesia untuk diperkenalkan pada seri berikutnya

Direktur Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri RI, Ani Nigeriawati. (IDN Times/Sonya Michaella)

Ani menjelaskan, Gastrodiplomacy ini nantinya akan terus dilanjutkan ke seri-seri berikutnya, di mana bakal memperkenalkan UMKM Indonesia.

“Ke depannya nanti kita coba lihat, satu hal yang bisa kita dukung untuk event internasional kita dan juga untuk lebih mengedepankan makanan UMKM. Tapi di luar dari itu kita juga sangat aktif untuk mencari solusi gimana rempah-rempah kita bisa lebih mudah lagi masuk ke pasar internasional,” ucap Ani.

Seri pertama dan kedua dari Indonesia Gastrodiplomacy ini sudah digelar pada Desember 2023 lalu. Seri pertama, lanjut Ani, diselenggarakan lebih santai di mana Kemlu mengajak sejumlah duta besar perempuan untuk memasak makanan khas Indonesia, contohnya pepes. Acara ini digelar bertepatan dengan Hari Ibu.

“Seri yang kedua itu kita gelar makan malam dengan menu rekonstruksi menu makanan zaman Borobudur. Kalai lihat Candi Borobudur, stupa-stupanya ini ada alur makanan yang disajikan pada saat itu. Nah itu kita coba rekonstruksi di masa sekarang dengan makanan masa kini. Yang seri ketiga di Labuan Bajo kemarin,” tutur Ani.

2. Gencar gaungkan Indonesia Spice Up The World

Festival Indonesia Spice Up Oslo 2024. (dok. KBRI Oslo)

Selain itu, Kemlu juga tengah gencar mempromosikan Indonesia Spice Up The World di mana makanan dan budaya Indonesia jadi primadona di negara asing, lewat para perwakilan RI setempat.

“Kita juga ada kampanye Spice Up The World di perwakilan-perwakilan. Terakhir kita ada di Norwegia, itu judulnya Indonesia Spice Up Oslo. Mungkin nanti bisa di Australia, di mana saja tapi title dan brandingnya tetap Indonesia Spice Up,” katanya.

Menurut Ani, Indonesia Spice Up ini justru berasal dari Kemenkomarves, namun diinterpretasikan oleh Kemlu sesuai dengan porsi dan fungsinya agar upaya-upaya konkretnya bisa terlaksana, salah satunya adalah memiliki 4 ribu restoran Indonesia di luar negeri.

“Kita lagi bekerja untuk mencapai angka itu. Kita juga lagi bekerja sama dengan franchise-franchise di sini untuk bisa makin banyak buka di luar negeri. Perlahan ya karena mungkin tidak semasif Thailand karena kita kan sangat beragam. Keragaman ini juga jadi tantangan tersendiri bagaimana membuat konsensus soal rasa soto, misalnya,” tutur Ani.

3. Para dubes asing kunjungi daerah unggulan di NTT

Indonesia Gastrodiplomacy Series (IGS) Labuan Bajo. (dok. Kemlu RI)

Ketika di Labuan Bajo, para dubes asing ini mengunjungi dan melihat beberapa potensi di kawasan Manggarai Barat dan NTT.

Selain menikmati Labuan Bajo sebagai salah satu Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP), para peserta diajak untuk menyaksikan keanggunan komodo di Taman Nasional Komodo Pulau Rinca, menikmati kuliner tradisional NTT, pemandangan alam eksotis gugus-gugus sekitar Pulau Flores, hingga promosi produk kerajinan berbahan dasar bambu lokal bermutu global.

Golo Mori Convention Center juga diperkenalkan sebagai prospek investasi masa depan untuk pengembangan pusat konvensi internasional berkelanjutan terbesar di wilayah Indonesia timur.

Editorial Team