Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Menlu Retno Marsudi (Dokumentasi Kemenlu)

Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri (Menlu) Republik Indonesia, Retno Marsudi, menyayangkan karena konsensus lima poin hasil ASEAN Leaders Meeting (ALM) di Indonesia pada April lalu tidak memberikan dampak signifikan bagi stabilitas Myanmar. 

Retno saat ini berada di Negeri Paman Sam untuk memenuhi undangan Menlu Amerika Serikat (AS) Anthony Blinken. Selain itu, Retno juga menghadiri ASEAN ASEAN Ministerial Meeting (AMM) yang akan berlangsung hingga 6 Agustus 2021.

“Indonesia berpendapat, 100 hari sudah berlalu sejak ALM bertemu di Jakarta, saya menyampaikan bahwa sampai saat ini tidak terjadi perkembangan signifikan dalam five point consensus,” kata Retno secara virtual dari Washington DC, Senin (2/8/2021).

1. Junta harus berkomitmen mendukung kerja-kerja utusan khusus

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi di markas PBB New York. (Dok. Kementerian Luar Negeri)

Salah satu isu yang disoroti terkait konsensus lima poin adalah penunjukkan utusan khusus (special envoy). Hingga saat ini, belum terjadi kesepakatan antara ASEAN dengan Myanmar terkait siapa sosok yang pantas mengisi posisi tersebut.
 
Kesepakatan antara dua pihak penting karena utusan khusus akan menjadi penengah antara pihak yang bersengketa, National Unity Government (NUG) atau pemerintahan bayangan dengan junta militer, serta Myanmar dengan ASEAN.
 
“Isu penunjukkan special envoy dibahas secara khusus dalam pertemuan. Special envoy harus dipastikan mendapat jaminan akses penuh, baik terkait pertemuan dengan berbagai pihak, maupun pergerakan selama menjalankan tugas di Myanmar,” tutur Retno, seraya menyampaikan pertemuan berlangsung alot, yang diharuskan dua jam malah berlangsung hingga lima jam.

2. Semakin lama utusan khusus ditunjuk, maka semakin tidak baik bagi ASEAN

Editorial Team

Tonton lebih seru di