Jakarta, IDN Times - Indonesia terus melakukan pendekatan ke beberapa negara untuk bisa membuat kesepakatan perjalanan terbatas di tengah pandemik COVID-19. Terakhir, Indonesia tengah melobi Singapura agar membuka pintu dan menerima warga RI yang melakukan perjalanan untuk kepentingan tertentu.
Untuk itu Menteri Luar Negeri Retno Marsudi melakukan perjalanan ke Negeri Singa dan bertemu dengan mitranya pada Selasa, 25 Agustus 2020. Selain membahas mengenai kesepakatan travel corridor, Retno dan Menlu Vivian Balakhrisnan turut berdiskusi mengenai pertemuan tahunan kedua pemimpin negara atau yang disebut Leaders Retreat. Tahun 2019 lalu, Leaders Retreat digelar di Singapura.
"Kedua Menlu sepakat pentingnya leader's retreat tahun ini menghasilkan kerja sama konkret yang akan menjadi refleksi terus menguatnya hubungan bilateral dalam situasi krisis," ungkap Kementerian Luar Negeri dalam keterangan tertulisnya pada Selasa kemarin.
Presiden Joko "Jokowi" Widodo dan Perdana Menteri Lee Hsien Loong direncanakan akan membahas kerja sama di bidang kesehatan, ekonomi dan keuangan. Sementara, terkait dengan travel corridor, kedua negara sepakat ini hanya untuk pelaku perjalanan tertentu dan bukan pelancong. Seperti yang diketahui mulai 8 September 2020 mendatang, Singapura membuka pintunya untuk dikunjungi turis dari dua negara saja yakni Selandia Baru dan Brunei Darussalam.
Mengapa RI tertarik melakukan kesepakatan travel corridor dengan Singapura? Apakah tawaran kesepakatan itu diterima oleh Negeri Singa?