Menlu RI Retno Marsudi dalam acara stop TBC (IDN Times/Vanny El Rahman)
Retno kemudian menyoroti sebaran penyakit tuberkulosis yang banyak ditemukan di negara berkembang. Dia menilai hal itu sebagai refleksi dari ketidaksetaraan global.
Ada dua hal yang menurut Retno bisa dilakukan untuk mengakhiri tuberkulosis. Pertama, memutus lingkaran setan antara TBC dengan kemiskinan.
“Kemiskinan adalah lahan subur untuk tuberkulosis. Sementara, tuberkulosis juga sangat berdampak bagi masyarakat, yang dapat membuat masyarakat jatuh ke dalam jurang kemiskinan. Menghentikan ancaman TBC adalah dengan investasi pembangunan,” tutur Retno.
“Keluarga yang sembuh dari TBC dapat bangkit kembali, melakukan aktivitas ekonomi yang produktif, dan memperoleh kembali sedikitnya 50 persen dari kerugian yang mereka alami sebelumnya,” sambung dia.
Retno menegaskan, masyarakat rentan perlu dikeluarkan dari lingkaran setan ini dengan memperkuat ketahanan masyarakat, memperbaiki akses pelayanan kesehatan, dan meningkatkan kesadaran tentang TBC.