Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani dokumen termasuk dekrit yang mengakui dua wilayah memisahkan diri yang didukung Rusia di Ukraina timur sebagai entitas independen dalam sebuah upacara di Moskow, Rusia, Senin (22/2/2022). ANTARA FOTO/Sputnik/Alexey Nikolsky/Kremlin via REUTERS/aww/sad.
Sebelumnya, Kepala badan luar angkasa Rusia (Roscosmos), Dmitry Rogozin, menegaskan Moskow bisa saja memutus kerja sama luar angkasa dengan negara-negara Barat. Keterangan yang disampaikan melalui media sosial pada Sabtu (2/4/2022) itu merupakan salah satu cara Rusia melawan sanksi dari Barat.
Keputusan Rusia mengobarkan perang ke Ukraina memiliki dampak luas setelah lebih dari satu bulan pertempuran. Negara-negara Barat menjatuhkan serangkaian sanksi ekonomi yang mencekik Moskow.
Rusia memang menjadi pionir dalam teknologi luar angkasa, karena merupakan negara pertama yang berhasil mengirim satelit ke luar angkasa. Rusia telah bekerja sama dengan banyak negara Barat, termasuk Amerika Serikat (AS), Kanada, Jepang dan Eropa dalam proyek Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).
Dilansir Reuters, di tengah ketegangan Perang Rusia-Ukraina, Direktur Roscosmos, Rogozin, sedang mempertimbangkan untuk mengakhiri kerja sama ISS dengan badan antarika negara-negara Barat. Kerja sama itu melingkupi NASA (AS), ESA (Uni Eropa), JAXA (Jepang) dan CSA (Kanada).
"Itulah mengapa saya percaya pemulihan hubungan yang normal antara mitra di ISS dan proyek lainnya hanya mungkin dengan penghapusan sanksi ilegal dan tanpa syarat," kata Rogozin.
ISS adalah proyek raksasa lima grup negara maju dalam ambisi penelitian dan pengembangan teknologi ruang angkasa. Proyek itu dimulai sejak 1998 dengan peluncuran modul kontrol Zarya buatan Rusia.
Setelah itu, komponen lain untuk membangun ISS terus diluncurkan ke ruang angkasa. Pada 2000, astronaut Bill Shepherd dari NASA bersama kosmonaut Yuri Gidzenko dan Sergei Krikalev dari Roscosmos adalah kru pertama yang tinggal di ISS.