Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi rupa virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 (unsplash.com/Fusion Medical Animation)

London, IDN Times - Sejumlah pejabat kesehatan Inggris menyebut virus corona varian B.1.617.2, salah satu mutasi asal India, sebagai "mengkhawatirkan." Meski begitu, laporan BBC pada Jumat kemarin (7/5/2021) menyatakan bahwa pengujian yang dilakukan belum bisa menentukan apakah varian ini memiliki kemampuan menyebar lebih cepat.

Namun, data terbaru dari GISAID (Global Initiative on Sharing Avian Influenza Data) menyebut bahwa varian yang pertama kali terdeteksi pada Oktober 2020 itu sudah masuk ke 40 negara termasuk Indonesia.

Di sisi lain, otoritas kesehatan Inggris telah menyatakan sudah ada 103 kasus corona varian India di negara tersebut sejak 22 Februari lalu. Umumnya dibawa oleh para penumpang penerbangan internasional.

1. Para peneliti masih menduga-duga apakah varian asal India ini punya kemampuan menyebar lebih cepat ketimbang versi aslinya

Spanduk larangan masuk di pemukiman yang menjadi pusat penyebaran virus penyebab wabah COVID-19 di kota Chennai, India, pada November 2020. (unsplash.com/@govindkgr)

Berbicara kepada BBC Radio, Jeffrey Barrett selaku Direktur Wellcome Sanger Institute COVID-19 Genomics Initiative menuturkan bahwa kasus B.1.617 di seluruh dunia mengatakan bahwa memang ada potensi bahwa varian baru ini mungkin menyebar lebih cepat.

Melihat data, kurva kasus harian di India memang meningkat tajam sejak akhir Maret. Terlebih ada hipotesis jika varian B.1.617 tertular lebih cepat "ketimbang versi virus yang sudah ada sejak tahun lalu." Tetapi sekali lagi, hasil penelitian ilmuwan belum sampai pada tahap penarikan kesimpulan.

"Jika itu mendorong gelombang (kedua pandemik) di India, dibutuhkan beberapa bulan untuk sampai ke titik ini yang menunjukkan kemungkinan kurangnya kemampuan transmisi ketimbang varian Kent B117," ujar Barrett.

2. Belum diketahui pakah varian corona asal India menyebabkan penyakit lebih berat atau tidak mempan vaksin

Editorial Team

Tonton lebih seru di