Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi Hacker (IDN Times/Mardya Shakti)

Jakarta, IDN Times - Pensiunan perrwira senior Inggris Edward Stringer mengungkapkan bahwa serangan siber yang terjadi di Akademi Pertahanan Inggris pada Maret 2021 telah menyebabkan kerusakan signifikan.

Selama beberapa bulan setelah serangan itu, upaya untuk memperbaikinya belum benar-benar berhasil. Akademi Pertahanan Inggris harus membangun kembali jaringannya.

Sampai saat ini belum diketahui siapa yang telah melakukan serangan siber itu. Stringer menduga serangan dilakukan oleh beberapa negara yang dianggapnya memusuhi Inggris, seperti China, Rusia, Korea Utara atau Iran. Tapi juga ada dugaan serangan dilakukan kelompok kriminal siber yang memang mencari kerentanan sistem pertahanan jaringan untuk mencari keuntungan.

1. Tidak berdampak pada jaringan Kementrian Pertahanan Inggris

Pada bulan Maret 2021, Akademi Pertahanan Inggris mendapatkan serangan dunia maya. Akademi itu berada di bawah Kementrian pertahanan Inggris. Dampak dari serangan tidak dijelaskan secara rinci, akan tetapi pejabat yang bertanggung jawab mengungkapkan dampaknya sangat signifikan.

Seorang pensiunan perwira senior Inggris, Edward Stringer, menjelaskan bahwa serangan siber itu pada level yang canggih. Dilansir The Guardian, dia kemudian segera mendorong Akademi Pertahanan untuk mempercepat rencana pembangunan kembali jaringan dan meningkatkannya agar lebih tangguh.

Stringer meninggalkan militer pada bulan Agustus lalu, dan pernyataannya yang menjelaskan dampak signifikan serangan tersebut baru diungkap awal tahun ini.

Akademi Pertahanan Inggris berada di Shrivenham, Oxfordshire. Sekolah itu mengajar sebanyak 28.000 murid dari latar belakang militer, diplomat dan pegawai negeri. Selama pandemik, sebagian besar kegiatan pengajaran dilakukan secara daring.

Dalam penjelasan Stringer, serangan yang memiliki dampak kerusakan signifikan itu tidak berhasil masuk dalam sistem Kementrian Pertahanan Inggris. Kelompok peretas kemungkinan menggunakan akademi itu sebagai "pintu belakang" untuk mencoba memasuki sistem Kemenhan.

2. Pelaku serangan diduga kelompok yang memusuhi Inggris

Editorial Team

EditorPri Saja

Tonton lebih seru di