Krisis Yaman adalah krisis kemanusiaan terburuk menurut PBB. (Twitter.com/UNDP SDG Integration)
Arab Saudi mewakili 40 persen volume ekspor senjata Inggris antara tahun 2010 dan 2019. Karena itu, banyak aktivis kemanusiaan yang melontarkan kritiknya kepada Inggris, karena senjata yang dijual tersebut telah menjadi salah satu penopang utama dalam konflik di Yaman.
Melansir dari laman The Guardian, ketua komite pertahanan dari konservatif, Tobias Ellwood, mengatakan agar Inggris menyelaraskan diri sepenuhnya dengan sekutu keamanan terdekatnya dalam keputusan ekspor senjata. Menurutnya, penangguhan penjualan senjata AS ke Saudi dirancang untuk menciptakan kondisi pembicaraan damai.
Inggris sebenarnya memiliki peran dari PBB di Yaman sebagai aggota dewan yang memimpin negosiasi dan rancanagan undang-undang untuk Yaman yang lebih baik. Lisa Sandy, sekretaris luar negeri Inggris mengatakan “Inggris tidak bisa menjadi pembawa damai dan pedagang senjata (sekaligus) dalam konflik ini.”
Perang saudara di Yaman telah melibatkan beberapa pihak dan membuat konflik di negara tersebut pelik untuk dirampungkan. Pasukan pemerintah Yaman didukung oleh Arab Saudi yang memimpin pasukan koalisi melawan milisi kelompok Houthi yang dituduh didukung oleh Iran.
Yaman kemudian menjadi wilayah perang proksi antara Saudi dengan Iran dan membuat penduduk di negara tersebut menderita. Sekitar 80 persen penduduk Yaman saat ini terancam kelaparan dan membutuhkan makanan serta obat-obatan dari luar.