Jakarta, IDN Times - Pada Minggu (1/5/2022), Kantor Urusan Luar Negeri Inggris menuduh Rusia memiliki sebuah tim buzzer untuk menyebarkan disinformasi terkait perang di Ukraina melalui media sosial. Tuduhan ini didasari oleh hasil penelitian yang dibiayai Inggris, dilansir Reuters.
Hasil penelitian tersebut mengungkap bagaimana kampanye disinformasi Kremlin dirancang untuk memanipulasi opini publik internasional tentang invasi Rusia ke Ukraina. Hal itu dinilai sebagai upaya untuk meningkatkan dukungan untuk itu dan merekrut simpatisan baru.