Presiden Peru Pedro Castillo. (Twitter.com/Pedro Castillo Terrones)
Melansir BBC, Castillo setidaknya sudah tiga kali berusaha membubarkan parlemen sejak Juni 2021. Pada upayanya yang ketiga, Castillo menuduh para legislatif yang ingin dia turun mencoba untuk merusak demokrasi.
Saat hendak membubarkan parlemen, Castillo mengatakan bahwa dia akan membentuk pemerintahan darurat.
"Menanggapi tuntutan warga di seluruh pelosok negeri, kami telah memutuskan untuk mendirikan pemerintahan luar biasa yang bertujuan menegakkan kembali supremasi hukum dan demokrasi," katanya.
Dia juga mengatakan, negara akan membentuk Kongres baru dengan kekuatan konstituen, untuk menyusun konstitusi baru dan akan mengadakan pemilu sembilan bulan kemudian.
Namun, Kongres yang dikendalikan oleh partai-partai penentang Castillo justru berkumpul untuk mengadakan sidang darurat. Hasilnya ada pemakzulan yang didukung oleh 101 suara, enam menentang, dan 10 abstain.
Pemakzulan Castillo membuat Wakil Presiden Dina Boluarte akan menjadi pemimpin sementara. Boluarte adalah wanita pertama yang memimpin Peru. Dia telah mengambil sumpah jabatan dan menyerukan gencatan senjata politik untuk mengatasi krisis.