Ilustrasi mammoth gajah purba (Pixabay.com/mrganso)
Mengembalikan mammoth yang punah untuk hidup kembali, memiliki beberapa harapan yakni mengembalikan ekosistem tundra Arktik yang rapuh, memerangi krisis iklim dan melestarikan gajah Asia yang terancam punah.
Akan tetapi, proyek tersebut diperdebatkan dari persoalan etika atau pun hipotesis tentang pengembalian ekosistem Arktik.
Menurut Love Dalen, profesor genetika evolusioner di Center for Palaeogenetics di Stockholm yang bekerja pada evolusi mammoth, menurutnya rencana Lamm dan Church memiliki nilai ilmiah.
Akan tetapi "saya masih bertanya-tanya apa poin yang lebih besar. Pertama-tama, Anda tidak akan mendapatkan mammoth. Ini adalah gajah berbulu dengan beberapa timbunan lemak.
"Kita, tentu saja, hanya memiliki sedikit petunjuk tentang gen apa yang membuat mammoth menjadi mammoth. Kita tahu sedikit, tetapi kita tidak tahu cukup dekat," jelasnya dikutip CNN.
Tori Herridge, ahli biologi evolusi dan spesialis mammoth di Natural History Museum di London juga meragukan proyek perusahaan Colossal khususnya dampat positif terhadap perbaikan iklim. "Sama sekali tidak ada yang mengatakan bahwa menempatkan mammoth di luar sana akan memiliki efek apa pun pada perubahan iklim."
Herridge berpendapat, jika memang berhasil menghidupan kembali mammoth, tidak masalah jika ditempatkan di kebun binatang tapi tidak di alam liar.