Yerusalem merupakan salah satu kota tertua di dunia. Setiap jengkal yang ada saat ini adalah hasil dari pembangunan, penjajahan, penghancuran dan pembangunan kembali oleh pihak yang berbeda-beda dari waktu ke waktu.
Kota ini memiliki arti penting bagi para umat dari tiga agama berbeda: Kristen, Islam dan Yahudi. Sebabnya adalah sejumlah situs suci dari ketiga agama dibangun saling berdekatan—bahkan tumpang tindih—di kota tersebut.
Misalnya, di lokasi berdirinya Tembok Ratapan yang digunakan untuk beribadah oleh pemeluk agama Yahudi juga terdapat Masjid Al-Aqsa yang dianggap sangat suci oleh umat Islam. Lalu, di area lain berdiri Gereja Makam Kudus yang selalu dipenuhi oleh peziarah Kristen dari seluruh dunia.
The Atlantic pernah mewawancarai seorang warga Muslim Palestina dan Yahudi Israel untuk mengetahui signifikansi Yerusalem dalam kehidupan mereka, tak hanya secara personal, tapi juga secara politik.
Arieh King, seorang Yahudi yang menganut politik sayap kanan dan merupakan anggota Dewan Kota Yerusalem, berkata,"Kami percaya ini adalah ibu kota kami. Untuk Yahudi Ortodoks sepertiku, Yerusalem bukan hanya tempat tinggal. Ini adalah caramu tinggal. Ini adalah satu tempat yang dekat dengan lokasi di mana semua yang penting dalam sejarah terjadi."
Ziad Abu Zayyad, seorang pengacara dan mantan menteri Otoritas Palestina, mengatakan hal serupa. "Yerusalem adalah bagian dari iman kami. Ini adalah tempat pertama di mana Muslim mulai berdoa," ucapnya. Ia juga melihat bahwa Yerusalem sudah menjadi identitas nasional bangsa Palestina.