Presiden Amerika Serikat dari Demokrat Joe Biden mengunjungi Barrio Cafe saat tur bus usaha kecil sambil berkampanye di Phoenix, Arizona, Amerika Serikat, Kamis (8/10/2020) (ANTARA FOTO/REUTERS/Kevin Lamarque)
Dalam kesempatan itu, Biden menekankan pentingnya kawasan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka untuk untuk semua negara. Ia mengatakan menjaga kebebasan dan keterbukaan Indo-Pasifik sebagai hal yang penting bagi semua negara, dan menekankan komitmen AS untuk bekerja sama dengan negara-negara tersebut dan semua sekutunya untuk menjaga stabilitas kawasan.
Ia juga mengungkapkan adanya perbaikan dalam proyeksi pertumbuhan ekonomi AS oleh Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD). Menurut Biden, OCD menganggap undang-undang Rencana Penyelamatan Amerika (American Rescue Plan/ARP) senilai 1,9 triliun dolar Amerika atau sekitar Rp26,6 ribu triliun yang baru-baru ini ditandatanganinya, akan mendongkrak pertumbuhan ekonomi AS.
“Akibatnya, minggu ini, OECD merevisi tingkat pertumbuhan yang diharapkan untuk Amerika Serikat tahun ini sebagai konsekuensi dari undang-undang itu. Bahkan, meningkat dua kali lipat dari 3,2 persen menjadi 6,5 persen; tingkat tercepat dalam pertumbuhan ekonomi satu tahun sejak 1984,” jelas Biden.
Biden lebih lanjut mengatakan bahwa proyeksi pertumbuhan AS yang direvisi naik juga dipengaruhi oleh upaya vaksinasi COVID-19 yang sedang dilangsungkan di negara dengan kasus virus corona terbanyak di dunia itu.
Biden mengatakan, revisi proyeksi pertumbuhan yang naik oleh OECD itu penting karena akan menjadi pendorong utama dalam pertumbuhan global tahun ini.
“Dan mitra dagang kami diuntungkan di seluruh dunia sebagai konsekuensinya,” kata Biden dalam pertemuan multilateral pertama yang dihadirinya setelah menjabat sebagai presiden AS itu, sebagaimana tertuang dalam rilis yang diterima IDN Times dari Kedutaan Australia, Sabtu.