Warga mengantri di terminal bus untuk menuju bagian barat negara, setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengesahkan operasi militer di bagian timur Ukraina, di Kyiv, Ukraina, Kamis (24/2/2022). ANTARA FOTO/REUTERS/Umit Bektas.
Banyaknya orang yang mengungsi, telah memunculkan pertanyaan tentang nasib jangka panjang para migran itu. Semua berpikir, apa lagi yang akan dilakukan Uni Eropa (UE) untuk mendukung negara-negara tuan rumah seperti Polandia.
“Ini membuat UE terikat,” kata Adriano Bosoni, direktur analisis di perusahaan intelijen RANE, menyoroti keputusan yang akan dihadapi blok tersebut seputar bantuan keuangan dan tempat tinggal permanen.
Sejauh ini, UE telah mengalokasikan 500 juta euro atau hampir Rp8 triliun untuk bantuan kemanusiaan ke Ukraina. Namun perkiraan dari Economist Intelligence Unit (EIU) menunjukkan bahwa biaya mendukung 5 juta pengungsi bisa menjadi 50 miliar euro atau Rp785 triliun pada tahun 2022 saja.
Sementara itu, blok tersebut telah mengaktifkan Petunjuk Perlindungan Sementara yang belum pernah digunakan sebelumnya. Aturan ini memberikan hak kepada warga negara Ukraina untuk tinggal dan bekerja di negara tuan rumah hingga tiga tahun.
Namun, dalam jangka panjang, mereka harus memutuskan apakah akan menawarkan suaka permanen kepada para migran, dan bagaimana membuat para pengungsi bisa merata di seluruh blok untuk meringankan beban tuan rumah utama seperti Polandia, Hungaria, Slovakia, Rumania, hingga Moldova.
“Pemerintah [Polandia] tidak akan mampu mengatasi krisis tanpa bantuan ekstensif dari UE. Ini termasuk bantuan keuangan dan pemukiman kembali para pengungsi,” kata Alessandro Cugnasca, manajer layanan risiko negara di EIU.