Jakarta, IDN Times - Beberapa pejabat Rusia, pada Kamis (9/2/2023), mengatakan pihak yang menyabotase pipa gas Nord Stream harus dihukum. Pernyataan itu muncul usai beredar laporan bahwa Amerika Serikat (AS) mendalangi serangan tersebut.
Pada 26 September 2022, terjadi penurunan tekanan pada kedua jalur pipa dan ledakan yang terdeteksi seismolog. Insiden itu kemudian menuai spekulasi tentang pihak yang menyabotase jalur pipa milik Rusia.
Seymour Hersh, seorang jurnalis investigasi yang meraih penghargaan Pulitzer, dalam laporannya mengatakan bahwa angkatan laut AS menghancurkan jaringan pipa dengan bahan peledak atas perintah Presiden AS Joe Biden.