Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Muqtada al-Sadr (tengah) saat melakukan konferensi pers (twitter.com/terror_alarm)
Muqtada al-Sadr (tengah) saat melakukan konferensi pers (twitter.com/terror_alarm)

Jakarta, IDN Times - Ulama sekaligus pemimpin Syiah terkemuka di Irak, Muqtada al-Sadr, mengumumkan akan mundur dari dunia politik pada Senin (29/8/2022).

Akibat pengumuman ini, Baghdad pun diguncang demonstrasi besar-besaran hingga menelan korban jiwa. Aksi anarkis itu menewaskan 20 orang.

1. WNI diminta waspada

KBRI Baghdad mengimbau agar Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di Baghdad dan sekitarnya untuk waspada dan hati-hati. Pasalnya, Irak kini memberlakukan jam malam karena situasi yang tidak kondusif.

“Dimohon kepada seluruh WNI yang berada di Irak untuk mematuhi aturan yang berlaku dengan tidak keluar rumah dan senantiasa meningkatkan kewaspadaan,” demikian pernyataan dari KBRI Baghdad, Selasa (30/8/2022).

KBRI Baghdad juga bisa dihubungi melalui nomor +9647500382557 untuk para WNI yang membutuhkan bantuan.

2. Pecahnya demonstrasi di Baghdad

Pengumuman dari al-Sadr tersebut lantas disambut kericuhan dari para pendukungnya. Loyalis al-Sadr langsung menyerbu Istana Kepresidenan Irak yang ada di Green Zone, Baghdad.

Dilansir dari Al Jazeera, Selasa (30/8/2022), ratusan pendukung al-Sadr mendobrak pagar pembatas luar istana dan menerobos masuk. Beberapa loyalis juga berusaha masuk ke dalam gedung istana.

Kericuhan semakin parah ketika loyalis al-Sadr dan oposisi saling melempar batu. Akibatnya, kepolisian melepaskan tembakan di Green Zone untuk membubarkan loyalis al-Sadr.

3. Kantor-kantor pemerintah ditutup sementara

Atas kejadian ini, Irak juga memutuskan untuk menutup sementara kantor-kantor pemerintah karena jam malam yang sedang diberlakukan.

Perdana Menteri Irak, Mustafa Al Kadhimi, memberi arahan agar sementara jam kerja ditiadakan pada Selasa (30/8/2022).

Sementara itu, Iran langsung menutup semua penyeberangan dari dan ke perbatasan Irak. Selain itu, Iran juga membatalkan semua penerbangan ke Irak dan menyarankan warganya untuk menghindari bepergian ke Baghdad.

Editorial Team