Iran Bantah Tuduhan Terlibat dalam Rencana Pembunuhan Trump

Jakarta, IDN Times - Iran menepis laporan media Amerika Serikat (AS) bahwa pihaknya berencana membunuh mantan Presiden AS, Donald Trump, dilaporkan kantor berita pemerintah Iran, IRNA, pada Rabu (17/7/2024).
Duta Besar Teheran untuk PBB, Amir Saeid Iravani, menyebut tudingan tersebut tidak berdasar dan bermuatan politis.
"(Iran) menolak keras keterlibatan apa pun dalam serangan bersenjata baru-baru ini terhadap Trump atau klaim mengenai niat Iran melakukan tindakan tersebut, mengingat tuduhan tersebut memiliki motif dan tujuan politik yang jahat," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Nasser Kanaani, dikutip dari Al Jazeera.
Mengutip pejabat Washington, CNN melaporkan pada Selasa (16/7/2024) bahwa pihak berwenang AS baru-baru ini mengetahui adanya ancaman Teheran terhadap Trump. Hal ini telah menyebabkan Secret Service AS meningkatkan keamanan mantan presiden tersebut.
1. Iran bakal tetap tuntut Trump atas kematian komandan IRGC
Meski demikian, Iran tetap bertekad untuk menuntut Trump atas perannya dalam memerintahkan pembunuhan komandan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC), Qassem Soleimani, di Baghdad pada 2020 silam.
Mengutip VOA, akibat tewasnya petinggi IRGC itu, Iran telah menjanjikan balas dendam yang keras. Pihak berwenang AS mengaku telah lama mewaspadai potensi pembalasan Teheran atas pembunuhan Soleimani.
Dewan Keamanan Nasional AS juga telah melacak ancaman Negara Islam tersebut terhadap mantan pejabat pemerintahan Trump selama bertahun-tahun usai ancaman tersebut muncul.