Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Rodrigo Granda, mantan komandan Pasukan Bersenjata Revolusi Kolombia (FARC) dan anggota partai politik FARC saat ini, memberikan ucapan belasungkawa untuk Mayor Jenderal Iran Qassem Soleimani, yang tewas dalam serangan udara dekat Baghdad, di Bogota, Kolombia, pada Selasa, 7 Januari 2020. (ANTARA FOTO/REUTERS/Luisa Gonzalez)

Jakarta, IDN Times - Otoritas Iran memutuskan untuk mengeksekusi mati seorang laki-laki, yang dinyatakan terbukti membocorkan informasi terkait keberadaan Qassem Soleimani kepada Amerika Serikat dan Israel, Senin (20/7/2020).

Dilansir Reuters, eksekusi laki-laki bernama Mahmoud Mousavi Majd itu dilaksanakan tanpa penjelasan apa pun dari para penegak hukum maupun emerintah Iran. Vonis terhadap Majd sendiri dijatuhkan pada Juni lalu.

1. Majd dituduh sebagai mata-mata Amerika Serikat dan Israel

Rodrigo Granda, mantan komandan Pasukan Bersenjata Revolusi Kolombia (FARC) dan anggota partai politik FARC saat ini, memberikan ucapan belasungkawa untuk Mayor Jenderal Iran Qassem Soleimani, yang tewas dalam serangan udara dekat Baghdad, di Bogota, Kolombia, pada Selasa, 7 Januari 2020. (ANTARA FOTO/REUTERS/Luisa Gonzalez)

Juru Bicara Institusi Kehakiman Iran Gholamhossein Esmaili mengatakan pada bulan lalu bahwa Majd "berhubungan dengan CIA dan Mossad". Masing-masing merupakan lembaga intelijen Amerika Serikat dan Israel.

Majd dikenai tuduhan sebagai mata-mata yang membocorkan informasi terkait pasukan Quds, yang dipimpin oleh Soleimani. Selain itu, ia juga membagikan informasi perihal keberadaan Soleimani sesaat sebelum ia dibunuh dalam serangan drone oleh Amerika Serikat di Baghdad, Irak, pada Januari lalu.

"Hukuman kepada Mahmoud Mousavi Majd dilakukan pada Senin pagi atas tuduhan spionase, jadi kasus pengkhianatannya terhadap negara akan ditutup selamanya," kata institusi kehakiman Iran melalui situs resminya.

2. Majd ditangkap sebelum Soleimani dibunuh

Editorial Team

EditorSunariyah

Tonton lebih seru di