Ilustrasi penangkapan. (Pexels.com/Kindel Media)
Melansir BBC, Sharmad ditangkap otoritas Iran pada 2020, menurut pengumuman dari Kementerian Intelijen Iran pada Agustus 2020.
Sebulan sebelum penangkapan, Sharmahd tiba di Uni Emirat Arab (UEA) dengan penerbangan dari Jerman. Dia menginap di sebuah hotel di Dubai, menunggu penerbangan lanjutan ke India, ketika keluarganya kehilangan kontak.
Keluarga yang melacak lokasi ponsel menemukan bahwa gawainya telah melintasi perbatasan Oman, meskipun saat itu perbatasan ditutup karena virus corona.
Keluarga Sharmad kemudian menerima telepon darinya yang mengatakan bahwa dia baik-baik saja, sehari sebelum Iran menerbitkan video di mana dia terlihat ditutup matanya dan mengakui berbagai kejahatan.
Kelompok kerja Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan, UEA tidak menentang klaim bahwa Sharmahd diculik dan dipindahkan ke Oman oleh agen Iran. Namun, Oman menyimpulkan bahwa dia menyusup ke negara itu dengan bantuan sekelompok fasilitator dan secara ilegal pergi ke Iran melalui jalur laut atas keinginannya sendiri.
Amnesty International mengatakan, Sharmahd menginformasikan keluarganya pada tahun lalu bahwa dia disiksa dan menjadi sasaran perlakuan buruk lainnya dalam penahanan, termasuk ditahan di sel isolasi yang berkepanjangan.
Dia juga mengaku telah ditolak untuk mendapat perawatan kesehatan yang memadai, dengan akses ke obat-obatan yang diperlukan untuk penyakit parkinsonnya.