Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi Whatsapp. (unsplash.com/Anton Be)

Jakarta, IDN Times - Media pemerintah Iran mengimbau masyarakat untuk menghapus aplikasi perpesanan WhatsApp. Platform tersebut dituduh menjadi alat Israel untuk memata-matai dan mengumpulkan data warga Iran.

Pada Rabu (17/6/2025), induk perusahaan induk WhatsApp, Meta, menyebut laporan itu tidak benar. Meta juga mengaku khawatir tuduhan ini dapat menjadi alasan bagi pemerintah Iran untuk memblokir layanan mereka di negaranya.

Imbauan ini muncul di tengah meningkatnya ketegangan militer antara Iran dan Israel, serta laporan adanya gangguan internet skala nasional di Iran.

1. Iran tuduh data pengguna WhatsApp disalahgunakan

Media pemerintah Iran mengklaim, informasi pengguna, seperti data lokasi dan konten pribadi, dapat disalahgunakan untuk mengancam keamanan negara. Tuduhan tersebut juga menyinggung potensi bahaya terhadap figur-figur penting, termasuk ilmuwan nuklir.

Meski begitu, Iran tidak menyajikan bukti apa pun untuk mendukung klaimnya.

"Ini sangat penting karena mereka menggunakan informasi di ponsel Anda, lokasi Anda, dan konten yang Anda bagikan, yang kemungkinan bersifat pribadi namun tetap dapat diakses. Banyak dari kami memiliki teman dan kerabat yang tinggal di dekat sini, dan beberapa di antara mereka bisa jadi adalah ilmuwan nuklir atau tokoh-tokoh penting, jangan lupakan itu," kata seorang pembawa acara di siaran berita IRNA, seperti dikutip dari Al Jazeera.

Sebelumnya, Iran pernah memblokir akses ke Whatsapp dan Google Play pada 2022. Saat itu, gelombang protes terkait kematian Mahsa Amini melanda seluruh Iran. Larangan tersebut baru dicabut pada Desember 2024, dilansir Time.

2. Meta bantah tuduhan Iran

Editorial Team

EditorRama

Tonton lebih seru di