Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi bendera Iran.(unsplash.com/mostafa meraji)

Jakarta, IDN Times- Kementerian Pertahanan Iran memperkenalkan drone yang mirip dengan MQ-9 Reaper buatan Amerika Serikat (AS) pada Selasa (22/8/2023). Iran mengklaim bahwa drone barunya mampu terbang di udara selama 24 jam dan memiliki jangkauan untuk mencapai Israel.

Drone baru Iran itu dinamai Mohajer-10, yang dipanjang di konferensi pers pada Hari Industri Pertahanan. Dalam foto yang di unggah IRNA, drone tampak dihidupakan dengan asap yang mengepul di bawah mesinnya.

Dalam bahasa Farsi, Mohajer memiliki arti "imigran" dan telah menjadi generasi drone yang diproduksi oleh Iran sejak 1985.

"Hari ini, kami dengan tegas memperkenalkan Iran sebagai negara maju dan berteknologi kepada dunia," kata Presiden Iran, Ebrahim Raeisi, dikutip Voanews.

1. Drone Mohajer-10 dikembangkan pertama kali pada 1980-an

Dilansir Al Jazeera, Mohajer pertama kali dikembangkan pada 1980-an, dalam konflik yang berlangsung selama 8 tahun antara Iran dengan Irak. Drone Mohajer-10 mampu membawa hulu ledak seberat 300 kilogram.

Drone juga mampu terbang dengan kecepatan maksimum 210 kilometer per jam dan mampu menampung bahan bakar 450 liter.

Mohajer-10 juga mampu melakukan perjalanan tanpa henti di ketinggian 7 ribu meter hingga jarak 2 ribu kilometer, yang memungkinkan untuk mencapai Israel.

“Kemarin mereka memandang kami sebagai konsumen dan negara yang membutuhkan. Saat ini, mereka melihat kami sebagai produsen yang mempunyai banyak pengaruh dalam industri pertahanan dan militer,” kata Raisi.

2. Iran merekayasa drone buatan negara lain

Di masa lalu, Iran dituduh telah menagkap drone AS atau bagian-bagian drone. Tapi, tidak ada bukti bahwa Iran telah mengambil drone Reaper General Atomics, yang diterbangkan oleh Angkatan Udara AS dan sekutu AS.

Pada Desember 2011, Iran menyita RQ-170 Sentinel yang diterbangkan oleh Badan Intelijen Pusat AS (CIA) guna memantau situs nuklir Iran. Drone diterbangkan dari Afgahanistan dan ditangkap di wilayah udara Iran, kemudian pesawat tanpa awak tersebut direkayasa oleh Iran dan dibuat versinya sendiri.

Pada 2019, Iran juga menembak jatuh drone RQ-4A Global Hawk, milik Angkatan Laut AS di Selat Hormuz, di tengah memuncaknya kesepakatan nuklir Iran yang runtuh dengan kekuatan dunia.

3. Iran salah satu pemain di pasar drone dunia

Dilansir Jerusalem Post, saat ini banyak negara yang membuat drone yang mirip dengan kelas Mohajer-10, termasuk China dan Israel. AS dan Israel adalah dua negara yang menjadi pelopor utama pembuatan drone modern seperti jenis drone Predator, Herms dan Heron.

Baru-baru ini, Iran telah menjadi pemain di pasar drone yang meningkatkan jangkauan dan jenisnya. Dalam beberapa tahun terakhir, Iran mampu mengembangkan senjata-senjatanya. 

Masalah utama yang dihadapi negara produsen drone adalah mereka harus membuat UAV dengan skala besar dan mampu membawa rudal serta sistem pengawasan berteknologi tinggi. Selain itu, senjata itu juga harus bisa berkomunikasi dengan pangkalan mereka dalam jarak yang jauh.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Topics

Editorial Team