Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Arsip - Rudal balistik darat ke darat dengan jangkauan 2.000 km bernama Khaibar dipamerkan di Tehran, Iran, Kamis (25/3/2023). ANTARA FOTO/WANA (West Asia News Agency) via REUTERS/foc.
Arsip - Rudal balistik darat ke darat dengan jangkauan 2.000 km bernama Khaibar dipamerkan di Tehran, Iran, Kamis (25/3/2023). ANTARA FOTO/WANA (West Asia News Agency) via REUTERS/foc.

Jakarta, IDN Times - Iran memamerkan rudal balistik hipersonik pertama buatannya yang diberi nama Fattah pada Selasa (6/6/2023), yang menurut IRNA disebut mampu melesat dengan kecepatan lima kali kecepatan suara.

Kantor berita resmi Iran itu menyiarkan gambar-gambar rudal, yang diperlihatkan dalam acara yang dihadiri Presiden Ebrahim Raisi dan para komandan pasukan elit Garda Revolusi.

"Rudal hipersonik Fattah yang dipandu secara akurat memiliki jangkauan 1.400 kilometer dan mampu menembus semua perisai pertahanan," kata Amirali Hajizadeh, kepala pasukan dirgantara Garda Revolusi, dilansir Reuters.

1. Rudal lima kali kecepatan suara

Ilustrasi rudal (pixabay/BarBus)

Rudal tersebut mampu melesat lima kali lebih cepat dari kecepatan suara dengan lintasan rumit sehingga sulit dicegat.

Tahun lalu, Iran mengaku telah mengembangkan rudal balistik hipersonik yang mampu bermanuver di dalam dan di luar atmosfer.

Stasiun TV pemerintah mengatakan, rudal Fattah bisa menarget sistem anti-rudal canggih milik musuh dan menjadi lompatan besar di bidang rudal.

"(Rudal) itu mampu menghindari sistem anti rudal balistik paling canggih buatan Amerika Serikat (AS) dan rezim Zionis, termasuk Iron Dome buatan Israel," kata TV tersebut.

Disebutkan pula bahwa kecepatan tertinggi Fattah mencapai mach 14 atau 15.000 km/jam.

2. Kemajuan industri pertahanan Iran

Ilustrasi bendera Iran (unsplash.com/mostafa meraji)

Hadir dalam acara pameran rudal Fattah, Presiden Iran Ebrahim Raisi memuji dan mengatakan tidak bakal mengesampingkan pengembangan rudal oleh warga Iran sendiri di bawah ancaman eksternal.

“Itu adalah jalan yang benar bagi negara untuk bergerak menuju swasembada dalam industri rudal dan pertahanan,” kata Raisi, dilansir IRNA.

Ia juga mengatakan, peluncuran rudal baru telah memungkinkan Iran untuk memperluas kekuatan pencegahannya. Raisi menambahkan bahwa kekuatan seperti itu akan membawa keamanan dan perdamaian berkelanjutan ke wilayah di sekitar Iran.

Sementara itu, Komandan IRGC Brigadir Jenderal Hossein Salami, yang juga menghadiri upacara pembukaan Fattah, memuji rudal tersebut sebagai tanda kemajuan bagi ilmuwan dan cendekiawan muda Iran.

Mengacu pada kemampuan teknologi Fattah, Salami mengatakan rudal hipersonik modern dapat dengan mudah mengubah jalur dan arahnya masuk dan keluar dari atmosfer untuk menghindari roket anti-rudal.

3. Sering ditentang oleh Barat

Bendera Uni Eropa (unsplash.com/Guillaume Périgois)

Meski ditentang AS dan Eropa, Iran berjanji untuk terus mengembangkan program rudal pertahanannya. Namun, para analis militer Barat mengatakan Iran terkadang suka membesar-besarkan kemampuan rudalnya.

Kekhawatiran pada rudal balistik Iran membuat mantan Presiden AS Donald Trump pada 2018 keluar dari perjanjian nuklir yang diteken Teheran dengan enam negara adidaya pada 2015. Setelah itu, Trump menjatuhkan sanksi terhadap Iran, sehingga Teheran melanjutkan program nuklir yang sebelumnya dilarang.

Situasi tersebut memicu kekhawatiran AS, Eropa, dan Israel bahwa Iran kemungkinan berusaha membuat bom atom.

Iran selalu membantah tuduhan itu. Pembicaraan tidak langsung antara Teheran dan Washington untuk melanjutkan kesepakatan nuklir itu telah mandek sejak September tahun lalu.

Israel, yang tidak diakui oleh Iran, menentang upaya untuk menghidupkan kembali perjanjian nuklir itu dan mengancam untuk melakukan aksi militer jika diplomasi gagal.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team