Insiden di fasilitas nuklir Natanz membuat Menteri Luar Negeri Iran bersumpah akan melakukan balas dendam terhadap Israel. Melansir dari laman Al Jazeera, Mohammad Javad Zarif, Menteri Luar Negeri Iran juga menegaskan bahwa Natanz akan dibangun lebih kuat dari sebelumnya, menggunakan sentrifugal yang lebih canggih.
Javad Zarif mengatakan "jika mereka (Israel) mengira tangan kita dalam perundingan sudah melemah, sebenarnya tindakan pengecut (sabotase) ini akan memperkuat posisi kita dalam perundingan,” ujarnya.
Otoritas Iran mengatakan orang yang melakukan pemadaman listrik dan mengganggu sistem kelistrikan di fasilitas nuklir Natanz telah diidentifikasi oleh kementrian intelijen negara tersebut. Iran disebut juga sudah "mulai berkomunikasi dengan otoritas internasional dan PBB" untuk secara hukum mengejar serangan di Natanz.
Fasilitas nuklir Natanz di Iran oleh lembaga atom internasional (IAEA) disebutkan bahwa pada tahun 2009 lalu memiliki sekitar 7.000 sentrifugal dan 5.000 di antaranya digunakan untuk melakukan pengayaan uranium tingkat ringan.
Pada Juni 2020, fasilitas nuklir Natanz pernah dilanda ledakan yang menimbulkan kebakaran besar. Insiden itu juga diduga diatur oleh Israel. Dengan kurang dari setahun sejak "serangan" dan kini terjadi "serangan" kembali, sistem keamanan fasilitas Natanz Iran dipertanyakan oleh Mohsen Rezaei, mantan panglima tertinggi Korps Pengawal Revolusi Iran.