Kendaraan rusak terlihat di lokasi serangan bom mobil di Qalat, ibukota provinsi Zabul, Afganistan, pada 19 September 2019. ANTARA FOTO/REUTERS/Stringer
Bagi Al-Qaeda, kelompok teroris berbahaya sebelum ISIS, kematian Osama bin Laden pada 2 Mei 2011 juga tidak bisa diterima dengan mudah. Organisasi yang berada di balik serangan 9/11 tersebut butuh setidaknya enam minggu, untuk akhirnya membenarkan kabar itu.
"ISIS bisa mengumumkan kematian itu dalam buletin mingguan mereka, yang akan keluar pada Kamis, jika mereka sudah sepakat siapa yang akan meneruskan Baghdadi," kata Aymenn al-Tamimi, peneliti soal ISIS di Swansea University kepada Reuters.
Di sisi lain, jika dibandingkan, kematian bin Laden jauh lebih menimbulkan hiruk-pikuk di antara pendukungnya. Dilansir dari NBC News, usai bin Laden diumumkan meninggal dalam penyerbuan di tempat persembunyiannya di Pakistan oleh tentara Amerika Serikat, ribuan orang di berbagai negara menyatakan protes.
Salah satu ulama Islam Filipina, Alim Jamil Yahya, mengecam "pembunuhan brutal" terhadap bin Laden. Ia juga menilai penguburan bin Laden di laut sebagai penghinaan terhadap jasadnya. Di Pakistan, kurang lebih 1.500 pendukung bin Laden turun ke jalan.
Mereka meneriakkan yel-yel yang berisi ajakan untuk terus melakukan "jihad melawan Amerika". Salah satu demonstran mengatakan, "Osama bin Laden mati syahid. Darah Osama akan melahirkan ribuan Osama lainnya."