Ismail Sabri Yaakob resmi ditunjuk sebagai Perdana Menteri Malaysia yang baru pada hari Jumat, 20 Agustus 2021, waktu setempat. (Twitter.com/801_muhammad)
Meski memiliki karier politik yang bisa dibilang cukup cemerlang, Ismail pernah terlibat berbagai kontroversi sejak 2015 lalu hingga saat ini. Kontroversi pertama terjadi di 2015, di mana Ismail menuai badai protes atas postingan Facebooknya yang mendesak konsumen Melayu untuk memboikot bisnis orang Tionghoa di Malaysia.
Alasannya saat itu adalah mereka telah memonopoli dan mengambil untung yang dianggap mendiskriminasi pengusaha non-Tionghoa di Malaysia. Etnis Tionghoa-Malaysia juga dianggap menguasai lebih dari 90 persen ekonomi di Malaysia pada saat itu.
Di tahun yang sama, Ismail sekali lagi memicu kontroversi dengan mengusulkan mendirikan "Low Yat 2", sebuah mal gadget digital yang dikhususkan untuk para pedagang ras Melayu.
Pihak pedagang Tionghoa mengkritik kebijakan Ismail itu. Presiden Asosiasi Tionghoa-Malaysia, Datuk Seri Liow Tiong Lai, menganggap pendirian Low Yat 2 hanya akan merusak hubungan rasial serta menimbulkan pendekatan antagonis.
Pada November 2015 lalu, Ismail membuat heboh Malaysia dengan mengonsumsi telur penyu bersama Ketua Partai UMNO Beluran saat itu, Datuk James Ratib, di Sabah. Menurut hukum setempat, telur penyu dilarang dikonsumsi karena ada undang-undang yang mengaturnya, sedangkan Ismail sendiri tidak mengetahui larangan saat itu.
Di bulan yang sama, Ismail menimbulkan kontroversi dengan mendukung industri vape di Malaysia. Dia memberikan dukungan tersebut meskipun ada peringatan kesehatan dari Kementerian Kesehatan Malaysia. Alasannya, industri tersebut didominasi oleh ras Melayu.
Pada akhirnya, Kerajaan Malaysia saat itu memutuskan semua outlet vape harus ditutup sejak awal 2016. Sekitar April 2018, Ismail telah dianggap memprovokasi rasial dengan membenturkan ras Melayu dan Tionghoa dalam Pemilu Malaysia 2018 pada saat itu.
Pada September 2020 lalu, Ismail membuat pernyataan heboh terkait kontraktor layanan bus Taylor's University, Wawasan Sutera. Dia menuding pihak kontraktor menggunakan kendaraan berlogo universitas tersebut untuk mengangkut para penumpang ke demonstrasi rasial baju merah 916 tanpa izin.
Dua hari kemudian, Taylor's University mengumumkan telah putus kontrak dengan Wawasan Sutera. Pernyataan yang dilontarkan Ismail menimbulkan kritikan dari anggota DPR dari Partai Aksi Demokrat (DAP), Teresa Kok, yang menyebutnya sebagai balas dendam pribadi dan penyalahgunaan kekuasaan.