Jakarta, IDN Times - Israel mengakui pasukannya sangat mungkin menembak mati aktivis Amerika-Turki, Aysenur Ezgi Eygi, di Tepi Barat pada Jumat (6/9/2024). Pengakuan ini disampaikan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) pada Selasa (10/9), empat hari setelah penembakan.
Eygi, 26 tahun, tewas saat mengikuti demonstrasi menentang ekspansi permukiman Yahudi di kota Beita. Kematian aktivis tersebut langsung memicu kecaman internasional, termasuk dari Amerika Serikat (AS) sebagai sekutu utama Israel.
Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, mengecam pembunuhan Eygi yang menurutnya tidak dapat dibenarkan. Insiden ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan di Tepi Barat sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 dan operasi militer Israel di Gaza.
"Tidak ada yang boleh ditembak dan dibunuh karena menghadiri protes. Tidak ada yang harus mempertaruhkan nyawanya hanya untuk mengekspresikan pandangan mereka," ujar Blinken.