Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Puluhan ribu rumah dan infrastruktur hancur sejak serangan brutal Israel yang membombardir wilayah Palestina pada 7 Oktober 2023. (twitter.com/UNRWA)
Puluhan ribu rumah dan infrastruktur hancur sejak serangan brutal Israel yang membombardir wilayah Palestina pada 7 Oktober 2023. (twitter.com/UNRWA)

Intinya sih...

  • Israel melakukan 194 kali pelanggaran gencatan senjata

  • Genosida Israel di Gaza telah membunuh setidaknya 68.858 orang dan melukai 170.664 orang sejak Oktober 2023.

  • Kementerian Kesehatan Gaza menerima 45 jenazah warga Palestina dari Israel melalui Komite Palang Merah Internasional (ICRC).

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Sumber medis Gaza mengatakan tentara Israel menembak dan membunuh dua warga Palestina di Gaza selatan pada Senin (3/11/2025). Keduanya tewas akibat tembakan di dekat daerah al-Baraksat, utara Rafah.

Israel mengklaim bahwa pasukan militer menembaki beberapa warga Palestina di Gaza selatan karena mereka melintasi 'garis kuning' dalam pelanggaran terhadap perjanjian gencatan senjata. Versi Israel mengenai peristiwa tersebut tidak dapat diverifikasi secara independen, Anadolu Agency melaporkan.

Garis kuning adalah garis penarikan pertama yang digariskan dalam fase awal perjanjian gencatan senjata antara Israel dan Hamas. Garis ini memisahkan wilayah yang masih berada di bawah kendali militer Israel di timur dari wilayah yang diizinkan untuk dimasuki warga Palestina di barat. Gencatan senjata tersebut dimediasi oleh Turki, Mesir, dan Qatar, dengan keterlibatan Amerika Serikat, yang berlaku efektif pada 10 Oktober 2025.

1. Israel melakukan 194 kali pelanggaran gencatan senjata

Direktur Kantor Media Gaza, Ismail al-Thawabteh, mengatakan Israel telah melakukan 194 pelanggaran sejak dimulainya gencatan senjata. Ini termasuk melewati garis kuning, memblokir bantuan medis, dan melanjutkan serangan di wilayah kantong tersebut.

Genosida Israel di Gaza telah membunuh setidaknya 68.858 orang dan melukai 170.664 orang sejak Oktober 2023.

Berdasarkan tahap pertama kesepakatan gencatan senjata, mencakup pembebasan sandera Israel dengan imbalan hampir 2 ribu tahanan Palestina. Rencana itu juga meliputi pembangunan kembali Gaza, pembentukan mekanisme pemerintahan baru tanpa Hamas, dan serah terima jenazah warga Palestina.

Baru-baru ini, Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan pihaknya menerima 45 jenazah warga Palestina dari Israel melalui Komite Palang Merah Internasional (ICRC). Sehingga jumlah total jenazah yang diserahkan berdasarkan kesepakatan menjadi 270.

Disebutkan, banyak jenazah yang dikembalikan menunjukkan tanda-tanda penyiksaan dan penganiayaan, termasuk tangan terikat, mata tertutup, cacat wajah, dan diserahkan kembali tanpa tanda pengenal.

2. Israel membebaskan tahanan Palestina sebagai bentuk kesepakatan gencatan

Jurnalis Al Jazeera, Hind Khoudary, mengatakan Israel telah membebaskan 5 tahanan Palestina pada 3 November 2025. Kelima laki-laki tersebut dibawa ke Rumah Sakit Al-Aqsa di Deir el-Balah, guna pemeriksaan medis.

"Para kerabat berkumpul di rumah sakit, sebagian memeluk tahanan yang dibebasan. Sementara, yang lain dengan cemas mencari informasi tentang anggota keluarga yang hilang. Ini adalah pertama kalinya sejak gencatan senjata, pasukan Israel membebaskan tahanan Palestina yang tidak dikenal," ujar Khoudary.

RIbuan warga Palestina masih dipenjara di Israel. Banyak diantara mereka ditahan tanpa dakwaan berdasarkan apa yang disebut kelompok hak asasi manusia sebagai penahanan sewenang-wenang.

3. Sekitar 75 ribu warga Palestina berlindung di lebih dari 100 gedung UNRWA di Gaza

Badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) mengatakan bahwa lebih dari 75 ribu warga Palestina yang terlantar berlindung di lebih dari 100 gedung UNRWA di Jalur Gaza. Bangunan tersebut padat penduduk, dan banyak diantaranya telah rusak akibat serangan Israel di daerah kantong itu.

"Tim UNRWA bekerja tanpa henti untuk menjaga tempat penampungan tetap aman dan layak, menyediakan air, sanitasi, pengumpulan sampah, dan dukungan kebersihan setiap hari," demikian pernyataan badan tersebut dalam unggahannya di X pada Selasa (4/11/2025).

Sejak perang meletus pada Oktober 2023, sekitar 2 juta dari 2,4 juta penduduk daerah kantong itu telah mengungsi selama dua tahun terakhir. Sekitar 288 ribu keluarga Palestina kehilangan tempat tinggal. Sementara, warga sipil yang mengungsi berjuang untuk bertahan hidup di daerah kecil, penuh sesak, dan kekurangan kebutuhan dasar.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team