Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi masjid jami al aqsha (pixabay.com/Martin Forciniti)

Jakarta, IDN Times - Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben-Gvir, dikabarkan akan mengubah status quo Masjid Al Aqsa dengan memberikan izin umat Yahudi untuk beribadah di kompleks masjid.

Dalam pernyataannya, Ben-Gvir yang mewakili partai sayap kanan Kekuatan Yahudi (Otzma Yehudit) itu, diduga memasukkan perubahan status quo ini dalam rencana kerja tahunan kementeriannya. Menurut laporan, Ben-Gvir berencana meningkatkan tata kelola dan hak dasar di Yerussalem, serta membatasi diskriminasi Yahudi di Temple Mount.

"Ben-Gvir akan mengubah status quo di Temple Mount (sebutan kompleks Masjid Al Aqsa bagi Yahudi) dengan mengintensifkan kehadiran dan doa Yahudi di lokasi tersebut," lapor radio publik Israel, KAN, Selasa, 16 April 2024. 

Saat ini, status quo menetapkan hanya umat Islam yang diizinkan beribadah di Masjid Al Aqsa. Situs ini diawasi Wakaf Yordania dan terletak di Yerusalem Timur, sebuah wilayah yang dianeksasi Israel setelah perang Timur Tengah pada 1967.

1. Palestina tolak perubahan status quo Masjid Al Aqsa

Papan nama negara Palestina di PBB. (dok. UN News)

Sementara, Adnan Al-Husseini, anggota Komite Eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina dan kepala Departemen Urusan Yerusalem, menyampaikan penolakan terhadap rencana perubahan status quo saat ini di Masjid Al Aqsa.

Al-Husseini menolak keputusan Menteri Keamanan Nasional Israel untuk mengubah situasi saat ini di Masjid Al Aqsa. Menurutnya, hal itu dianggap sebagai serangan terhadap hak-hak umat Islam dan perwalian mereka di Yordania.

Wakaf Islam di Yerusalem, kata dia, bertanggung jawab untuk mengelola situasi hukum dan sejarah di Masjid Al Aqsa, serta semua aktivitas hukum yang berkaitan dengan umat Islam, di bawah Yordania.

"Tidak punya hak atas apa pun di Al Aqsa dan tempat suci Islam," klaim dia atas Ben-Gvir, dilansir Xinhua.

Yordania bertanggung jawab mengawasi tempat suci Islam dan Kristen di Yerusalem sesuai dengan perjanjian damai yang ditandatangani antara Yordania dan Israel pada 1994.

2. Yordania sebut rencana menteri Israel menjijikkan

Editorial Team

Tonton lebih seru di