Ilustrasi Bendera Suriah (freepik.com/wirestock)
Meski gencatan senjata diumumkan oleh Menteri Pertahanan Suriah, Mayor Jenderal Murhaf Abu Qasra, dan pasukan pemerintah mulai masuk ke Suweida, ketegangan belum mereda.
Tokoh spiritual Druze paling berpengaruh, Sheikh Hikmat al-Hajri, justru merilis video yang menyerukan para pejuang lokal untuk ‘melawan’ kampanye brutal ini dengan segala cara yang tersedia. Ia menuduh pemerintah melanggar perjanjian gencatan senjata dengan membombardir kota Suweida.
Pemerintah menyatakan bahwa wilayah Suweida akan berada di bawah kendali Pasukan Keamanan Dalam Negeri setelah operasi penyisiran selesai.
Ini adalah pertama kalinya pasukan pemerintah Suriah masuk ke Suweida sejak Presiden Bashar al-Assad digulingkan oleh pemberontak pada Desember lalu. Provinsi ini selama ini dikendalikan oleh milisi Druze yang menolak bergabung dengan pasukan keamanan pemerintah sementara di bawah Presiden Ahmed al-Sharaa.
Israel juga menyatakan kekhawatiran terhadap kehadiran kelompok Hayat Tahrir al-Sham (HTS), mantan afiliasi al-Qaeda yang dianggap sebagai ancaman oleh Netanyahu. Meski tak lagi masuk daftar teroris oleh AS, HTS masih dikategorikan sebagai kelompok terlarang oleh PBB dan Inggris.
Militer Israel sendiri telah melakukan ratusan serangan terhadap aset militer Suriah sejak jatuhnya rezim Assad, dan kini juga mengirim pasukan ke zona penyangga yang diawasi PBB di antara wilayah Suriah dan Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel.