Bendera Palestina. (Unsplash.com/Ahmed Abu Hameeda)
Hamas mengatakan bahwa pasukan Israel telah membunuh 400 warga Palestina di Al-Shifa dan sekitarnya, termasuk seorang dokter wanita dan putranya, yang juga seorang dokter. Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan puluhan jenazah telah ditemukan, tapi beberapa sudah membusuk.
"Jenazah dan korban luka tersebar di Kompleks Medis Al-Shifa. Tim medis masih bekerja di lapangan untuk mengeluarkan jenazah dan orang-orang yang terluka di sekitar dan di dalam," kata Fares Afanah, petugas layanan ambulans di Gaza utara, dikutip dari France 24.
“Tentu saja, pemboman itu sangat mengerikan, mereka melakukan pengeboman siang dan malam. Orang-orang di sini puas dengan sisa makanan yang mereka miliki. Orang-orang belum makan selama berhari-hari," kata Anwar el Jondi, warga Palestina.
"Rumah sakit sudah hancur total, artinya sudah tidak layak lagi untuk dijadikan tempat tinggal, baik untuk pasien maupun kehidupan, sudah hampir hancur total. Ini berarti rumah sakit tersebut perlu dibongkar,” kata seorang pria Palestina.
Dalam laporannya baru-baru ini, Perserikatan Bangsa-Bangsa memperingatkan bagian utara Jalur Gaza akan menghadapi kelaparan jika tidak ada bantuan. Pengiriman makanan ke Gaza utara menghadapi tantangan yang serius, dan beberapa kejadian tembakan mematikan atau desak-desakan hanya menambah kesulitan dalam memberikan makanan kepada orang-orang yang membutuhkan.
Perang di Gaza meletus pada 7 Oktober dimulai dengan serangan Hamas yang menyebabkan sekitar 1.200 kematian di Israel. Serangan balasan menyebabkan lebih dari 32.800 warga Palestina terbunuh dan 75 ribu terluka di Gaza.