Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Bendera Hizbullah Lebanon (twitter.com/Jewish Community)

Jakarta, IDN Times – Peneliti sekaligus ketua dari lembaga pemikir Alma Center, Tal Be'eri, memprediksi konfrontasi total antara Israel dan Hizbullah Lebanon akan pecah pada 2026. Prediksi ini menghiraukan potensi gencatan senjata di antara kedua pihak.

“Jika Hizbullah segera melakukan gencatan senjata, penilaian pribadi saya adalah paling lambat pada akhir tahun 2026, perang dengan Hizbullah akan pecah,” ungkapnya, dikutip dari Jerussalem Post, Jumat (10/5/2024).

Ia memperkirakan bahwa manuver awal akan dilakukan oleh pasukan khusus Hizbullah, Radwan, yang melakukan operasi ke Israel dalam skala kecil. Kemungkinan 100-200 orang pasukan khusus itu akan diterjunkan di awal.

1. Kemampuan roket Hizbullah sangat besar

Ilustrasi rudal balistik (pixabay.com/StockSnap)

Be’eri juga menyoroti pengembangan roket dan drone Hizbullah yang meningkat signifikan belakangan ini.

”Mereka memiliki rudal Fateh-110 yang memiliki jangkauan 330 kilometer dan radius tumbukan hingga 10 kilometer meter. Rudal semacam itu dapat menghantam mobil di Tel Aviv meskipun diluncurkan dari Lebanon,” katanya.

Ia menambahkan, di pusat CERS atau Pusat Studi dan Penelitian Ilmiah Suriah, terdapat proyek untuk meningkatkan roket Iran menjadi roket presisi. Dengan fasilitas tersebut, Hizbullah mampu memiliki hingga 250 ribu senjata presisi.

”Potensi akurasi dengan sangat cepat berpindah ke rudal grad dan antipeluru. Yang sangat meresahkan adalah masalah jarak pendek yang ditimbulkan oleh 65 ribu roket dan rudal,” katanya.

2. Motivasi Hizbullah menyerang Israel

Editorial Team

Tonton lebih seru di