Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
bendera Israel (unsplash.com/Taylor Brandon)

Jakarta, IDN Times - Yossi Mekelberg, akademisi terkemuka kelahiran Israel yang berbasis di Inggris, mengatakan bahwa Israel telah kehilangan simpati dunia akibat perangnya di Gaza.

Ia menyebut konflik tersebut telah mencapai titik didih dengan kematian mencapai lebih dari 8 ribu warga sipil Palestina, termasuk 2.700 anak-anak. Tingginya jumlah kematian dinilai akan mempengaruhi masyarakat dan stabilitas Israel sendiri.

“Mereka (Israel) merasa perlu bereaksi dengan kekuatan sebanyak mungkin untuk menstabilkan situasi dan memulihkan pencegahan, namun dalam proses ini, begitu banyak warga sipil yang terbunuh di pihak Palestina, sehingga berdampak pada destabilisasi di wilayah tersebut," kata pakar Timur Tengah dari lembaga think tank Chatham House itu kepada The National.

1. Perang Israel-Hamas dikhawatirkan akan meluas

Ia juga khawatir konflik Israel-Hamas akan memicu krisis regional yang lebih luas. Meskipun Hizbullah dan Iran belum secara terang-terangan terlibat dalam perang tersebut, namun tekanan yang terus meningkat dari serangan di Gaza kemungkinan akan memaksa mereka untuk terlibat.

“Kematian dan kehancuran membawa Anda pada titik di mana Anda mengharapkan aktor-aktor tertentu untuk melakukan sesuatu terhadap hal ini,” kata akademisi yang juga mengajar di Regent’s University, London.

“Hizbullah mungkin merasa bahwa mereka harus melakukan lebih dari yang mereka lakukan sekarang dan kemudian akan ada tanggapan Israel yang diikuti dengan tanggapan yang lebih keras lagi," tambahnya. 

Meski Iran berusaha untuk tidak ikut campur, namun negara itu juga bisa ikut terlibat. Seperti halnya Amerika Serikat (AS), yang telah menempatkan dua kapal induk di Mediterania.

“Ketakutan utama saya adalah salah perhitungan, karena dalam situasi ini akan selalu ada seseorang yang salah menghitung rudal yang mengenai sasaran yang tidak dimaksudkan dan kemudian kita berada dalam situasi baru,” katanya.

2. Melenyapkan Hamas tidak menyelesaikan masalah

Editorial Team

EditorFatimah

Tonton lebih seru di