ilustrasi dampak serangan Israel di Gaza (Twitter.com/UNRWA)
Meski banyak negara prihatin dengan rencana Israel menyerang Rafah, termasuk Amerika Serikat (AS), Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu disebut telah menetapkan tanggal untuk melakukan invasi darat.
"Israel melanjutkan operasi untuk menargetkan Hamas di Rafah. Empat batalion (Hamas) yang tersisa di Rafah tidak dapat dilindungi dari Israel. Mereka akan diserang," kata juru bicara pemerintah David Mencer, dikutip dari Al Monitor.
Netanyahu mengatakan, upaya menghancurkan empat batalion Hamas yang tersisa di Rafah sangat penting bagi tujuan pemerintahannya.
Komunitas internasional telah menyuarakan kepihatinannya atas rencana Tel Aviv. Serangan dikhawatirkan akan menimbulkan lebih banyak korban sipil sebab mayoritas 2,4 juta penduduk Gaza mengungsi di Rafah.
"Invasi militer besar-besaran ke Rafah akan menimbulkan dampak yang sangat merugikan," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller.
Pejabat Palang Merah, Fabrizio Carboni, mengatakan kelompok bantuan kemanusiaan tidak mengetahui laporan rencana untuk mengevakuasi penduduk Rafah dari kota tersebut sebelum serangan terjadi.
"Tidak ada syarat bagi operasi militer tanpa konsekuensi kemanusiaan yang menghancurkan," katanya.