Ilustrasi pasukan Hamas (mfa.gov.il/Israel Ministry of Foreign Affairs)
Sejak Israel melancarkan serangan darat ke wilayah Gaza, Hamas memainkan strategi gerilya untuk melawan balik. Para jihadis ini memanfaatkan terowongan untuk melakukan serangan balasan atas pasukan IDF beserta tank-tanknya.
Tidak hanya itu, dari segi persenjataan, Hamas juga belakangan semakin memodernisasi perlengkapannya. Salah satunya adalah peningkatan penggunaan eksplosif penetrator (EFP). EFP merupakan bahan peledak proyektil yang dirancang untuk menembus lapis baja, bahkan ketika ditembakkan dari jarak jauh.
Laporan Institute of the Study of War (ISW) mengungkap, senjata-senjata tersebut hanya digunakan dua kali pada bulan Oktober dan November. Namun telah dikerahkan lebih dari banyak kali sejak 1 Desember.
“Dari tiga jenis EFP yang digunakan saat ini, yang paling umum adalah meledakkan dan meluncurkan pecahan peluru baja ke segala arah, menimbulkan dampak mematikan biasanya dalam radius 10-40 meter,” kata Alexandre Vautravers, pakar keamanan di Global Studies Institute di Universitas Jenewa, dilansir France24.
Sementara dari segi taktik, Hamas diyakini akan terus meningkatkan operasi secara defensif saat ini, terutama di wilayah selatan. Dalam beberapa kasus, mereka berhasil menghancurkan tank-tank milik Israel.
“Hamas dan milisi Palestina lainnya telah beralih dari melakukan operasi yang tertunda menjadi melakukan operasi defensif,” tulis ISW.