Salah seorang pencari suaka yang berinisial A mengatakan, pada bulan pertama perang di Gaza, dia menerima telepon dari seseorang yang mengaku sebagai polisi dan memerintahkannya untuk melapor ke fasilitas keamanan. Di sana, dia bertemu dengan seorang pria yang memperkenalkan dirinya sebagai pejabat keamanan yang merekrut pencari suaka untuk militer.
Pejabat tersebut menjelaskan bahwa mereka yang bersedia direkrut akan menjalani pelatihan selama dua minggu. Dia juga berjanji bahwa gaji yang akan diterimanya selama dinas militer setara dengan gaji yang dia dapakan dari pekerjaannya saat ini.
"Saya bertanya, apa yang saya dapatkan? Meskipun sebenarnya saya tidak benar-benar mencari apa-apa. Tapi kemudian dia bilang, jika kamu mengikuti cara ini, kamu bisa mendapatkan dokumen dari Negara Israel. Dia meminta saya untuk mengirimkan fotokopi ID saya dan mengatakan bahwa dia akan mengurus hal-hal tersebut," kata A.
Tiba di Israel pada usia 16 tahun, A hanya memiliki status tinggal sementara di negara itu. Meskipun status ini memberinya sebagian besar hak yang juga dimiliki oleh warga negara Israel, ia harus memperbaruinya secara berkala dan tidak menjamin status permanen
A awalnya menerima tawaran tersebut, namun kemudian berubah pikiran tak lama setelah jadwal pelatihan militernya dimulai. Ia mengaku tidak tahu pasti mengapa dirinya dapat dihubungi oleh pejabat itu.
"Orang itu mengatakan kepada saya bahwa mereka mencari orang-orang spesial. Saya bertanya kepadanya apa yang membuat saya istimewa, dia tidak mengenal saya sama sekali," ujarnya.