Ilustrasi palu pengadilan. (Unsplash.com/Tingey Injury Law Firm)
Persidangan menunjukkan bagaimana 'Ndrangheta di Calabria memperluas jangkauannya ke seluruh benua, dan beroperasi hingga Amerika Selatan dan Australia.
Anggotanya menyusup ke perekonomian lokal, institusi publik, bahkan sistem kesehatan untuk mencurangi tender publik dan menyuap pejabat lokal. Geng ini diperkirakan memiliki omzet tahunan sekitar 60 miliar dolar AS (Rp923,2 triliun).
Persidangan berfokus pada satu kelompok saja, klan Mancuso, yang menguasai provinsi Vibo Valentia, sehingga sebagian besar petinggi 'Ndrangheta tidak tersentuh. Keluarga Mancuso dari kota Limbadi adalah salah satu klan terkuat dari 150 klan yang membentuk 'Ndrangheta.
Ada lebih dari 50 mantan mafia yang menjadi kolaborator sistem peradilan memberi kesaksian tentang aktivitas keluarga Mancuso dan rekan-rekan mereka. Salah satu saksi adalah Emanuele, yang merupakan keponakan Luigi Mancuso, petinggi keluarga Mancuso.
Kesaksian mereka menjelaskan cara kerja salah satu gerombolan paling kuat di Italia. Mereka mengungkapkan bahwa anggota 'Ndrangheta menyembunyikan senjata di kapel pemakaman, menggunakan ambulans untuk mengangkut narkoba, bahkan mengalihkan pasokan air umum untuk menanam ganja.
Mereka yang menentang kelompok kejahatan terorganisir menghadapi konsekuensi yang mengerikan, termasuk di temukannya anak anjing dan kepala kambing yang mati di depan rumah mereka, mobil yang dibakar, dan jendela toko yang dirusak.