Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi kota Italia (unsplash.com/Daniel Sharp)
ilustrasi kota Italia (unsplash.com/Daniel Sharp)

Jakarta, IDN Times - Menteri Pertahanan Italia Guido Crosetto, pada Kamis (10/10/2024) mengatakan bahwa pasukan Israel telah bertindak secara ilegal dengan menembaki posisi yang digunakan oleh pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon. Ia menyebut tindakan itu sebagai indikasi kejahatan perang.

Misi penjaga perdamaian PBB (UNIFIL) melaporkan bahwa dua penjaga perdamaiannya terluka ketika tentara Israel menembaki markasnya di kota Naqoura, Lebanon selatan, pada Kamis. 

“Ini bukanlah sebuah kesalahan dan bukan sebuah kecelakaan. Ini bisa dianggap sebagai kejahatan perang dan merupakan pelanggaran yang sangat serius terhadap hukum militer internasional,” kata Crosetto, dikutip dari Reuters.

Ia menambahkan bahwa dirinya telah menghubungi mitranya dari Israel untuk menyampaikan protes dan menuntut penjelasan dari duta besar Israel untuk Italia.

1. Italia sebut Israel tidak punya hak untuk merelokasi pasukan UNIFIL

Italia termasuk negara yang mengirimkan pasukan ke UNIFIL. Meskipun tidak ada kontingennya yang terluka sejauh ini, Crosetto mengatakan bahwa tindakan Israel tersebut tidak akan ditoleransi.

Israel sebelumnya telah meminta pasukan penjaga perdamaian UNIFIL untuk menjauh dari perbatasan, namun Italia menyatakan bahwa Israel tidak mempunyai hak untuk melakukannya.

“Saya telah meminta duta besar untuk memberitahu pemerintah Israel bahwa PBB dan Italia tidak dapat menerima perintah dari pemerintah Israel,” kata Crosetto.

2. Personel UNIFIL di Lebanon selatan tetap di pos mereka

Juru bicara UNIFIL, Andrea Tenenti, pada Kamis mengatakan bahwa pasukan penjaga perdamaian PBB bertekad untuk tetap berada di pos mereka di Lebanon selatan terlepas dari serangan Israel selama beberapa hari terakhir.

“Ini mungkin salah satu peristiwa atau insiden paling serius yang kami saksikan dalam 12 bulan terakhir,” kata Tenenti, mengacu pada pertempuran antara pasukan Israel dan kelompok Hizbullah.

“Kami berada di sana karena Dewan Keamanan (PBB) telah meminta kami untuk berada di sana, jadi kami akan tetap berada di sana sampai situasi menjadi tidak memungkinkan bagi kami untuk beroperasi," tambahnya.

Dalam pernyataannya, UNIFIL mengatakan bahwa tank Israel menembaki sebuah menara pengawas di markas utamanya di Naqoura pada Kamis dan menyebabkan dua penjaga perdamaian terluka. Serangan tersebut juga merusak beberapa kendaraan dan sistem komunikasi.

Selain itu, UNIFIL mengklaim bahwa pasukan Israel sengaja menembaki dan menonaktifkan kamera yang memantau daerah tersebut.

3. UNIFIL bantu warga sipil yang terjebak di Lebanon selatan

UNIFIL dikerahkan di Lebanon selatan untuk memantau permusuhan di sepanjang garis demarkasi dengan Israel, sebuah area yang telah mengalami bentrokan serius antara pasukan Israel dan pejuang Hizbullah.

Meskipun ribuan orang telah meninggalkan wilayah tersebut, banyak warga sipil yang masih terjebak dalam pertempuran. Tenenti mengatakan bahwa UNIFIL masih memiliki pekerjaan penting yang harus dilakukan, termasuk membantu LSM lokal dan juga badan-badan PBB untuk menyalurkan makanan dan air desa-desa.

"Ribuan orang telah pergi, tetapi ribuan lainnya masih terjebak di daerah ini. Jadi, upaya untuk menghindari konflik sangat penting. Itu telah menjadi tantangan yang sangat besar," kata Tenenti.

Badan anak-anak PBB (UNICEF) menyatakan bahwa mereka dan Program Pangan Dunia (WFP) memberikan bantuan penting kepada ribuan keluarga yang masih berada di desa-desa perbatasan di Lebanon selatan dengan bantuan UNIFIL dalam menerapkan mekanisme mengakhiri konflik.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorFatimah