Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi operasi pencarian di laut (unsplash.com/Jametlene Reskp)
ilustrasi operasi pencarian di laut (unsplash.com/Jametlene Reskp)

Jakarta, IDN Times - Penjaga pantai Italia pada Jumat (21/6/2024) menemukan 14 mayat yang tewas akibat karamnya kapal migran di lepas pantai selatan Italia. Total korban yang tewas akibat insiden tersebut kini menjadi 34 orang.

“Hari ini, 14 jenazah ditemukan dari kapal penjaga pantai Dattilo dan Corsi. Sebanyak 34 jenazah telah ditemukan sejak operasi pencarian dimulai," kata penjaga pantai dalam sebuah pernyataan, dikutip Reuters.

1. Kapal diyakini berangkat dari Turki dengan membawa 75 penumpang

Dilansir Associated Press, para penyintas melaporkan bahwa kapal itu terbakar dan terbalik sekitar 200 km di timur Calabria pada Minggu (16/6/2024) malam, sekitar delapan hari setelah berangkat dari Turki. Kapal tersebut membawa sekitar 75 penumpang dari Iran, Suriah dan Irak.

Badan amal pada Senin (17/6/2024) mengatakan bahwa 11 orang berhasil diselamatkan oleh penjaga pantai, sementara lebih dari 60 lainnya hilang. Ini berarti masih banyak korban yang belum ditemukan.

2. Pencarian korban terus dilakukan

Ke-14 mayat tersebut telah dibawa ke pelabuhan di Calabria. Sementara itu, tiga kapal penjaga pantai terus melakukan pencarian sekitar 190 kilometer dari pantai.

Penjaga pantai mengatakan bahwa pesawat yang disediakan oleh Italia dan badan perbatasan Uni Eropa Frontex berkontribusi dalam operasi pencarian korban.

3. Lebih dari 800 orang tewas atau hilang saat menyeberangi Mediterania tahun ini

Wilayah antara Afrika Utara, Italia, dan Malta merupakan jalur migrasi paling mematikan di dunia, yang menyumbang 80 persen kematian dan orang hilang di laut Mediterania tengah.

Menurut badan-badan PBB, lebih dari 800 orang telah tewas atau hilang saat melintasi Mediterania tengah sepanjang tahun ini, dengan rata-rata lima orang meninggal setiap hari. Kelompok-kelompok kemanusiaan mengecam kematian tersebut sebagai bukti kegagalan kebijakan migrasi Eropa.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorFatimah