Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, saat melakukan kampanye. ANTARA FOTO/REUTERS/Ronen Zvulun
Berdasarkan investigasi, Netanyahu diduga terlibat dalam tiga kasus. Pertama adalah membuat peraturan yang menguntungkan bernilai ratusan juta dolar untuk menyuap perusahaan pemilik situs berita besar Israel bernama Walla.
Kedua, Netanyahu dituduh mendapatkan hadiah dari produser Israel di Hollywood Arnon Milchan dan miliarder Australia James Packer yang setara dengan ratusan ribu dolar. Sebagai imbalan, Netanyahu dituding mempromosikan peraturan pajak yang menguntungkan Milchan.
Kasus ketiga adalah Netanyahu dituduh membicarakan kesepakatan menguntungkan lainnya dengan koran terbesar Israel, Yediot Ahronot. Dalam pembicaraan telepon dengan media tersebut, ia disebut menawarkan untuk menekan kompetitor, Israel Hayom, yang profitnya telah menyaingi Yediot Ahronot.
Selama tudingan korupsi itu bergulir berbulan-bulan, Netanyahu meyakinkan para pendukungnya bahwa itu adalah upaya sayap kiri yang bermotif politik untuk menjatuhkannya. Ia pun menegaskan bahwa sepanjang menjabat, dirinya akan bekerja keras agar mendapatkan impunitas.
Ia pun menuding media massa dan badan-badan penegak hukum berkonspirasi untuk mencari cara legal demi bisa membuatnya mundur. Netanyahu beralasan jalan tersebut ditempuh sebab para musuhnya tak bisa mengalahkannya di kotak pemungutan suara.