Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Para pengungsi korban perang di Sudan mendapat bantuan PBB. (Twitter.com/UNHCR Sudan)

Jakarta, IDN Times - Di wilayah Darfur Barat, Sudan, kuburan massal telah ditemukan dengan 87 jenazah. Kantor Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (OHCHR) pada Kamis (13/7/2023) mengaku punya informasi yang menyebutkan pasukan Rapid Support Forces (RSF) bertanggung jawab atas pembunuhan tersebut.

Perang di Sudan telah meluas dengan dugaan pembunuhan yang menargetkan etnis tertentu, termasuk pemerkosaan dan kejahatan yang menimpa anak-anak. Jaksa Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) telah meluncurkan penyelidikan atas dugaan kejahatan kemanusiaan tersebut.

Perebutan kekuasaan di Sudan telah memicu perang saudara antara kelompok paramiliter RSF melawan militer reguler (SAF) sejak pertengahan April. Sekitar 3 ribu orang tewas dengan lebih dari 2 juta orang mengungsi.

1. RSF dinilai bertanggung jawab

Para pengungsi korban perang di Sudan mendapat bantuan PBB. (Twitter.com/UNHCR Sudan)

PBB menjelaskan bahwa kuburan massal berisi jenazah orang Masalit. Ada indikasi pertempuran bermotif etnis. Kelompok HAM telah melaporkan serangan RSF dan milisi Arab terhadap orang-orang Masalit non-Arab di wilayah itu.

"Saya mengutuk dengan sangat keras pembunuhan warga sipil dan individu hors de combat (orang yang tidak wajib tempur), dan saya lebih terkejut dengan cara yang tidak berperasaan dan tidak sopan terhadap orang mati, bersama dengan keluarga dan komunitas mereka," kata Komisaris Tinggi OHCHR Volker Turk, dikutip dari Al Jazeera.

RSF membantah bertanggung jawab. Pejabat senior di kelompok itu sepenuhnya menyangkal hubungan dengan peristiwa di Darfur Barat. Mereka mengklaim bukan termasuk pihak yang bertempur dalam konflik kesukuan di wilayah itu.

2. ICC luncurkan penyelidikan dugaan kejahatan kemanusiaan

Editorial Team

Tonton lebih seru di