Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Petani bunga popi di Helmand, Afghanistan. Bunga popi adalah bahan baku opium, morfin dan heroin. (Twitter.com/ RobertRobi)

Kabul, IDN Times - Jatuhnya Kabul ke tangan pasukan Taliban secara cepat telah membuat banyak sekali perkembangan. Dari mulai kekacauan bandara internasional Hamid Karzai, ketergesaan evakuasi para diplomat Barat, sampai ketakutan para pendukung pemerintah sebelumnya, yang khawatir akan keselamatannya.

Namun, juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid yang melakukan konferensi pers pertamanya di Kabul, menjanjikan beberapa kabar yang kedengarannya sementara ini menyejukkan.

Beberapa janji tersebut di antaranya adalah, memberikan amnesti untuk semua lawan Taliban, pasukan Taliban akan melindungi semua kedutaan asing, mendesak perempuan bergabung di pemerintahan dan juga yang tidak kalah penting, Afghanistan tidak akan menanam opium lagi.

Afghanistan selama dua dekade terakhir dituduh menjadi salah satu pemasok opium terbesar di dunia secara ilegal. Beberapa temuan penyelidikan menyebutkan, penjualan opium ilegal itu banyak yang digunakan untuk mendanai gerakan kelompok Taliban.

1. Hampir seperempat juta hektar lahan Afghanistan ditanami bunga popi, bahan baku opium

UNODC atau kantor PBB yang menangani obat-obatan dan kriminal menyebutkan bahwa sampai tahun 2020, total area yang ditanami bahan baku utama opium ada sekitar 224.000 hektar. 

Area yang ditanami bunga popi sebagai bahan baku opium dan heroin meningkat secara signifikan di semua provinsi penghasil bahan tersebut. Wilayah barat daya Afghanistan menyumbang 71 persen dari total produksi.

Dari data survei yang berhasil diukumpulkan oleh UNODC, potensi produksi obat-obatan candu tersebut mencapai 6.300 ton. Disinyalir, produksi opium tersebut banyak yang dananya digunakan untuk membantu perjuangan kelompok Taliban.

Cesar Gudes, kepala UNODC di Kabul sebelumnya mengatakan "Taliban telah mengandalkan perdagangan opium Afghanistan sebagai salah satu sumber pendapatan utama mereka. Lebih banyak produksi membawa obat-obatan dengan harga lebih murah dan lebih menarik, sehingga aksesibilitas lebih luas," jelasnya seperti dikutip Al Jazeera.

Pada tahun 2020, nilai jual opium di tingkat petani Afghanistan turun mencapai level terendah dengan perkirakan 55 dollar AS per kilogram atau setara Rp792.030. Angka tersebut menjadikan harga opium ilegal dari Afghanistan jadi salah satu termurah di dunia.

Jika potensi produksi opium total di Afghanistan adalah 6.300 ton seperti apa yang diperkirakan UNODC, dan harga jual terendah dari petani adalah 55 dollar AS, maka total potensi nilai yang dihasilkan adalah 346.500.000 dollar AS atau setara dengan Rp4,9 triliun.

Opium ilegal dari Afghanistan banyak diselundupkan ke seluruh dunia. UNODC bahkan mengklaim 80 persen total opium ilegal dunia dipasok dari negara ini.

2. Juru bicara Taliban sedih melihat anak-anak muda kecanduan

Editorial Team

EditorPri Saja

Tonton lebih seru di