Unjuk rasa Fridays for Future di Berlin pada 24 Septmber 2021. (Twitter.com/Fridays for Future Berlin)
Melansir dari BBC, dalam sebuah keputusan penting pada bulan April, pengadilan Jerman memutuskan pemerintah dengan undang-undang perubahan iklimnya masih belum berbuat cukup untuk dalam mengekang emisi, mengatakan pemerintah telah membebani kaum muda dengan emisi karbon.
Putusan pengadilan itu telah menempatkan Jerman gagal mencapai target kesepakatan Paris 2015 yang membatasi pemanasan hingga maksimum 2 derajat Celcius di atas tingkat pra-industri.
Jerman pada bulan Juli telah merasakan dampak dari iklim dengan banjir besar melanda yang menewaskan lebih dari 180 orang. Lokasi banjir itu telah dikunjungi oleh Kanselir Angela Merkel, dia meminta penggantinya untuk berbuat lebih banyak untuk mengatasi perubahan iklim.
Partai Hijau yang ikut dalam pemilihan kanselir dianggap sebagai yang paing mendukung lingkungan, tapi dianggap masih belum berbuat lebih. Dalam survei Hijau berada di urutan ketiga meraih sekitar 15 persen suara, sementara dua partai lainnya yang juga maju dalam pemilihan kanselir, Sosial Demokrat meraih 25 persen dan Persatuan Demokrat Kristen sekitar 22 persen.
Unjuk rasa pada hari Jumat telah ditanggapi para kandidat kanselir. Kandidat Hijau, Annalena Baerbock, ikut serta dalam demonstrasi di Cologne, dia mengatakan pemilu kali ini merupakan pemilu iklim, karena semua orang telah turun ke jalan.
Menteri Keuangan Olaf Scholz, yang merupakan kandidat kanselir dari Sosial Demokrat, melalui Twitter memuji gerakan itu, yang telah menempatkan perubahan iklim sebagai agenda utama dalam pemilu kali ini.
Persatuan Demokrat Kristen, partai Merkel, calon kanselirnya Armin Laschet, dia melalui instagram mengatakan Jerman harus menjadi yang tercepat dan lebih baik dalam menangani perubahan iklim.