bendera Korea Utara dan bendera Korea Selatan (pixabay.com/www_slon_pics)
Peluncuran rudal terjadi beberapa hari setelah Korea Utara menerbangkan drone ke wilayah udara Korea Selatan, untuk pertama kalinya sejak 2017. Hal ini mendorong Seoul mengerahkan jet tempur dan helikopter untuk menembak jatuh drone tersebut.
Presiden Korea Selatan, Yoon Suk-yeol, prihatin atas ketidakmampuan militer untuk menjatuhkan pesawat tak berawak. Padahal, negaranya sedang menghadapi ancaman yang lebih berat, yaitu nuklir dan rudal Korea Utara yang terus berkembang.
“Insiden itu menunjukkan kurangnya kesiapan dan pelatihan militer kita selama beberapa tahun terakhir, dan jelas menegaskan perlunya kesiapan dan pelatihan yang lebih intens,” kata Yoon dalam rapat kabinet, dilansir Al Jazeera.
Yoon mengatakan, negaranya akan membentuk unit militer yang bersiaga menghadapi drone. Kemungkinan besar anggara militer pada 2023 akan diperbesar.