Jakarta, IDN Times - Sedikitnya 32 orang tewas setelah sebuah jembatan di tambang tembaga dan kobalt di Republik Demokratik Kongo (DRC) runtuh pada Sabtu (15/11/2025). Peristiwa ini menjadi salah satu kecelakaan paling mematikan di sektor pertambangan rakyat di negara tersebut tahun ini.
Menteri Dalam Negeri Roy Kaumbe Mayonde mengungkapkan bahwa runtuhnya jembatan di tambang Kalando, yang berada di provinsi Lualaba, terjadi akibat kelebihan beban.
“Meskipun ada larangan resmi terhadap akses ke lokasi tersebut karena hujan lebat dan risiko tanah longsor, para penambang liar tetap memaksa masuk ke area tambang,” tambahnya.
