Menurut analisis Foreign Policy, Rusia berusaha memanfaatkan bantuan pasukan Chechnya untuk membuat Ukraina gentar. Selama ini, pasukan Chechnya dikenal sebagai pasukan yang brutal. Pengerahan pasukan Chechnya merupakan senjata psikologi bagi warga Ukraina, yang pastinya sudah sangat cemas akibat invasi yang dilayangkan Rusia sejak Kamis (24/02/2022).
Dalam dua dekade terakhir, hubungan sosial antara etnis Chechnya dengan Rusia tidak begitu baik. Sepanjang 1990-2009, berbagai konflik terjadi di wilayah tersebut, khususnya terkait perbedaan pandangan politik apakah Chechnya harus benar-benar melepaskan diri dari Rusia atau tidak.
Di sisi lain, Kadyrov sebagai pimpinan pemerintahan Chechnya telah memberlakukan tindakan kejam terhadap para golongan LGBTQ di wilayahnya. Para warganya yang diketahui LGBTQ ditahan dan beberapa ada yang tewas, dilansir NBC News.
Terlepas dari hal itu, tewasnya Magomed Tushaev telah menjadi pukulan tersendiri bagi pasukan Chechnya, mengingat dia adalah salah satu jenderal andalan Kadyrov. Sejauh ini, Kadyrov belum memberikan respons resmi terkait kematian jenderalnya itu.