Jakarta, IDN Times - Seorang ahli penyakit menular di Rumah Sakit Universitas Kobe, Kentaro Iwata, mengaku sangat khawatir terhadap standar karantina yang diberlakukan di kapal pesiar Diamond Princess yang sedang berlabuh di Yokohama, Jepang. Proses karantina dilakukan sejak (3/2) lalu dan telah berakhir pada (19/2). Tetapi, proses karantina itu bagi penumpang.
Mereka sudah dibolehkan turun dari kapal dan kembali ke rumah sejak Rabu kemarin. Sedangkan, ratusan kru termasuk ABK asal Indonesia menjalani proses karantina lanjutan. Tercatat ada 78 kru asal Indonesia. Sebanyak 4 orang di antaranya sudah dinyatakan positif tertular virus corona dan dirawat di rumah sakit di daerah Tokyo dan Chiba.
Kentaro bisa mendapatkan akses menuju ke dalam kapal pesiar mewah itu. Ia kemudian menceritakan hasil observasinya ke akun media sosial. Alasannya menyelinap ke dalam kapal pada (20/2) karena ingin membantu dalam menahan lajunya penyebaran virus mematikan itu.
Ia mengaku dihubungi oleh Kementerian Ketenagakerjaan setempat untuk bisa menuju ke kapal. Namun, tiba-tiba ia dikabari tidak bisa naik ke atas kapal karena ada otoritas yang tak menyukainya. Singkat cerita dengan strategi tertentu, Kentaro bisa mengakses kapal pesiar tersebut.
Ketika tiba di sana, ia mengaku sangat terkejut. Lantaran proses karantina yang dilakukan oleh otoritas Jepang sangat semborono.
"Saya sangat takut tertular COVID-19, karena tidak tahu virus ada di mana saja. Tidak ada daerah aman, daerah terlarang. Virus bisa ada di mana saja dan orang-orang tidak waspada," kata Kentaro di akun YouTube yang kemudian dihapusnya.
Lalu, seperti apa sesungguhnya kondisi yang ia lihat di kapal Diamond Princess?